"Penyiar yang masih aktif ada 10, perempuan 7 orang dan laki-laki hanya 3. Mereka rata-rata usia SMP hingga SMA Kelas 1 dari remaja masjid. Dulu bisa ada dari remaja masjid sekitar, namun karena covid-19 sementara dari lingkungan sekitar saja," ungkapnya.
Pihaknya mengaku, RKSR saat ini sedang krisis penyiar laki-laki. Hal ini disebabkan banyaknya penyiar laki-laki yang kini menjadi bagian dari pengamanan kampung dari pandemi covid-19. Meski begitu, Agung mengatakan siarannya selalu mendapatkan respon positif dari masyarakat.
"Banyak pendengar yang memberikan perhatian melalui request lagu baik dari Aplikasi Whatsapp maupun lewat request card yang disediakan di studio," jelasnya.
Selain mendengarkan lewat radio, pendengar juga bisa mendengarkan melalui streaming. Hal itu terbilang baru karena memang baru mulai tahun ini RKSR membuka siaran Streaming di rksr88mhz.listen2myradio.com.
Baca Juga:Survei Komnas HAM Sebut 94,5 Persen Warga Memilih Ibadah di Rumah
Hal ini bertujuan untuk membuka kesempatan pendengar dari berbagai tempat yang cukup jauh untuk ikut mendengarkan sekaligus berinteraksi dengan radio tersebut.
Agung menambahkan, Radio Komunitas Suara Ramadhan akan terus berbenah supaya tetap gagah mengudara dan tak habis dimakan waktu.
Salah satu warga Kulon Progo yang merupakan pendengar RKSR yang saat ini sedang berada Papua, Kusuma Dwi Cahyo mengatakan, Radio Komunitas Suara Ramadhan menjadi obat rindu kampung halaman yang manjur. Selain itu ia juga dapat memantau kabar terkini yang terjadi di tempat asalnya.
"Siaran radio ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya jadi bisa tahu kabar beritanya terbaru yang terjadi di sana. Semoga radio ini tetap terus mengudara," ujar Kusuma.
Baca Juga:Muhaimin Iskandar : Presiden harus Kontrol Perppu No. 1 Tahun 2020