Seiring bergulirnya waktu, timbul rutinitas yang berjalan di tengah kelompok tersebut. Salah satunya gerakan Nyewu Ben Dino (NBD). Sebuah gerakan yang mengajak anggota KS untuk bekomitmen menyisihkan uangnya seribu rupiah setiap hari untuk donasi.
"Jadi ini sebenarnya untuk memfasilitasi orang menengah ke bawah agar bisa tetap ikut berdonasi," tukasnya.

Joko mengerti bahwa tidak selalu setiap orang dapat berdonasi dalam bentuk uang. Oleh karenanya, muncul gerakan Ahad Bazar (Abaz), di mana orang dapat mendonasikan barang layak pakai untuk kemudian dilelang kembali di kawasan alun-alun selatan setiap hari Minggu. Di sana, para anggota yang memiliki usaha juga dapat ikut menjajakan dagangannya.
Tidak hanya itu, KS juga memiliki gerakan Keroyokan Sedekah Jalan-Jalan (KSJJ). Joko, yang memiliki kemampuan fotografi dan menjadi pilot drone, menawarkan jasanya untuk membuat katalog promosi restoran maupun tempat wisata. Kemudian, seluruh anggota KS akan diminta untuk membantu mempromosikannya. Gerakan ini bertujuan untuk dapat mengajak anggota KS berwisata maupun kulineran di berbagai tempat dengan tetap menjalankan misi sedekah.
Baca Juga:Ngga Sangka, Ini Rupanya Ponsel Favorit Pendiri Xiaomi Lei Jun
Untuk mendukung anggota KS, turut lahir gerakan Rabu Jualan (Rajul). Dalam gerakan ini, para anggota dapat mempromosikan unit usaha masing-masing. Para anggota juga dapat bertukar dagangan dan membeli dari sesama anggota.
Selama tiga tahun belakangan, KS juga mulai menggelar gerakan sahur gratis. Gerakan ini terinspirasi dari kisah Joko yang mengisi perut dengan air keran di bulan Ramadan. Ia menilai, ada banyak orang yang membagikan makanan saat waktu buka puasa, tetapi sangat sedikit yang berbagi di waktu sahur.
"Selama tiga tahun, setiap tanggal 1 sampai 20 Ramadan," ujarnya.
Setiap harinya, KS mampu membagikan hingga 400 porsi makanan. Dua tahun sebelumnya, sahur gratis dibagikan sekaligus makan bersama di halaman kampus ISI. Sayangnya, tahun ini sahur gratis hanya bisa dibagikan secara take away atau dibungkus karena pandemi corona. Setiap orang yang ingin mengambil pun diwajibkan mengenakan masker.

Perbedaan lainnya yang turut dirasakan Joko adalah penerima paket sahur gratis. Jika dua tahun sebelumnya 80% didominasi oleh mahasiswa ISI, saat ini 60% hingga 70% didominasi oleh masyarakat umum. Hal tersebut dinilai Joko terjadi karena beberapa alasan.
Baca Juga:Diterjang Corona, Luhut Klaim Ekonomi RI Tetap Terbaik Nomor 3 di Asia
"Pertama, karena mahasiswa pada pulang. Kedua, sekarang semua masyarakat sedang kesusahan," tuturnya.