SuaraJogja.id - Penularan wabah virus corona di Di Yogyakarta saat ini diketahui terdapat tiga klaster penularan secara garis besarnya. Disampaikan oleh Anggota Tim Epidemi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY dr. Riris Andono Ahmad pada Jumat (1/5/2020) sore, ketiganya yakni Klaster Umat GBIP, Klaster Jamaah Tabligh Sleman dan Klaster Jamaah Tabligh Gunungkidul.
Namun, klaster besar penularan COVID-19 baru muncul di DIY. Klaster ini ada akibat adanya karyawan yang positif COVID-19 di Supermarket Indogrosir Sleman.
Klaster ini muncul setelah ditemukannya satu kasus terkonfirmasi yang merupakan karyawan supermarket tersebut pada 24 April 2020 lalu. Dari hasil investigasi kontak erat pertama didapatkan ada 10 kontak erat dengan kasus pertama.
Tanggap cepat dengan adanya klaster terbaru ini, Pemkab Sleman mengadakan RDT (Rapid Diagnostic Test) untuk memutus sebaran Covid-19 di wilayahnya.
Baca Juga:Realokasi Anggaran Covid-19 harus Tepat Sasaran dan Kredibel
RDt dilaksanakan selama tiga hari dengan masing-masing dua kali pengambilan sampel yakni dari tanggal 12 sampai dengan 14 Mei 2020.
Melansir dari akun Twitter Pemkab Sleman, pada hari kedua pengambilan sampel terdapat 426 peserta yang mengikuti RDT dengan hasil 19 orang reaktif dan sisanya negatif.
"Pemkab #Sleman menggelar RDT Massal hari kedua di GOR Pangukan, Tridadi, Sleman, Rabu, 13 Mei 2020. Dari 500 peserta yang terjadwal RDT hari kedua, hanya 426 peserta yang mengikuti, dan diperoleh hasil 19 orang reaktif, selebihnya negatif," tulis akun twitter Pemkab Sleman.
Salah satu peserta yang mengikuti tes, perempuan asal Sleman berinisial H mengaku senang dengan respon cepat yang diberikan Pemkab Sleman.
"Dengan RDT ini saya ingin mengetahui apakah saya jadi salah satu ODP, PDP, OTG, apalagi positif sehingga jika terjadi hal-hal tersebut dapat diketahui follow up nya dan tidak menyebar kemana-mana," ungkapnya.
Baca Juga:The Fed Tambah Stimulus, Harga Emas Makin Berkilau