Hanya 18 Persen DTKS yang Layak, 228 Warga Sumbermulyo Dapat BLT-DD

Penerima BLT-DD merupakan warga yang belum menerima bantuan lainnya, seperti bantuan PKH, BPNT, dan BST.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 14 Mei 2020 | 14:11 WIB
Hanya 18 Persen DTKS yang Layak, 228 Warga Sumbermulyo Dapat BLT-DD
Suasana pembagian BLT-DD di Balai Desa Sumbermulyo Bantul, Kamis (14/5/2020) - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) di Kabupaten Bantul mulai dibagikan pada Kamis (14/5/2020). Sebanyak 228 warga Desa Sumbermulyo menerima bantuan di balai desa.

Penerima BLT-DD merupakan warga yang belum menerima bantuan lainnya, seperti bantuan PKH, BPNT, dan BST. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Desa Sumbermulyo melakukan verifikasi data.

Dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos), Pemdes Sumbermulyo menemukan, hanya 18% data yang layak menerima BLT-DD.

Jumlah total keseluruhan data yang menerima sejumlah 228 orang, terdiri dari hasil verifikasi DTKS sebanyak 105 orang, ditambah dengan prelist non-DTKS sebanyak 17 orang, dan hasil exclusion error desa sebanyak 106 orang.

Baca Juga:Hamil Besar, Gadis Pembunuh Bocah di Sawah Besar Pernah Diperkosa 3 Orang

Kepala Desa Sumbermulyo Ani Widayani mengatakan, 228 warganya akan menerima bantuan sebesar Rp600.000 setiap bulan, selama tiga bulan. Dengan jumlah penerima tersebut, hanya 26% dana desa yang terserap.

"Dana desa kami bisa terserap hanya 26%, aturannya untuk dana desa kan 35%. Karena hanya ada 228, jadi dana desa kami hanya 26%," kata Ani, ditemui SuaraJogja.id di sela acara pembagian BLT-DD di Balai Desa Sumbermulyo, Kamis.

Ia menjelaskan, dengan kebijakan penggunaan 35% dana desa untuk BLT-DD, operasional dana lainnya tidak terganggu. Pihaknya melakukan pergeseran dana dari pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut keterangan Ani, di tengah pandemi ini tidak dapat dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, sehingga dana yang semula dialokasikan untuk pemberdayaan dapat digunakan untuk BLT-DD.

"Pemberdayaan itu kita geser ke BLT-DD karena ketika pemberdayaan itu dilakukan juga tidak mungkin karena di tengah Covid," imbuhnya.

Baca Juga:Ahmad Dhani Bingung Kenapa Kolom Komentar Channel Youtube-nya Mati

Ani mengatakan, penyelenggaraan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) tidak cukup efektif untuk mendata warga. Ia beralasan, banyak data yang diterima pihaknya tidak valid dan tidak tepat sasaran.

Ia berharap, akan ada pendataan ulang untuk seluruh masyarakat dan masa pandemi ini menjadi momentum untuk melakukan pendataan masyarakat secara baik dan benar.

Sebelumnya, pada pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) oleh Kemensos, ditemukan 30% data yang salah sasaran. Dari 521 data yang disampaikan layak menerima bantuan, 171 data dinyatakan salah sasaran.

BST yang diberikan melalui kantor pos dinilai aman. Dari 371 data yang harus disampaikan secara tunai, 108 di antaranya salah sasaran. Pemdes Sumbermulyo sudah membuat berita acara untuk pengembalian ke Dinas Sosial.

"Kalau yang dikirim lewat rekening itu ditarikanya bagaimana?" imbuhnya.

Kemensos mendata, 105 warga akan menerima BST melalui rekening, tetapi 63 di antaranya dinilai salah sasaran. Ani mengaku tidak mengetahui metode pengembalian dana yang disalurkan melalui rekening, sebab kewenangannya langsung pada Kemensos.

Pembagian BLT-DD pertama di Kabupaten Bantul turut dihadiri Bupati Bantul Suharsono. Dalam kesempatan tersebut, ia berpesan agar bantuan dapat dimanfaatkan untuk bertahan hidup selama pandemi.

"Hari ini 12 tempat, kita lakukan di tiap-tiap kecamatan. Hasilnya yang kita lakukan ini semua termonitor langsung ke presiden, jadi kita transparan semua," kata Suharsono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak