Rektor UAA: Pekan Pertama Syawal Berpotensi Timbulkan Ledakan Pasien Corona

"Satu, dua, tiga, empat hari pertama bulan Syawal akan menjadi critical time," kata Hamam.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 24 Mei 2020 | 15:40 WIB
Rektor UAA: Pekan Pertama Syawal Berpotensi Timbulkan Ledakan Pasien Corona
Rektor Universitas Alma Ata Hamam Hadi di ruang kerjanya, Sabtu (23/5/2020). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Penyebaran virus corona di Indonesia dalam dua hari belakangan menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, jumlah pasien yang terinfeksi meningkat pesat hingga hampir seribu dalam satu hari. Tingginya angka pemudik dinilai menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran virus corona.

Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Hamam Hadi menjelaskan bahwa angka persebaran virus corona di Indonesia terus meningkat pesat dan belum mencapai puncak, sehingga puncak penyebaran maupun selesainya wabah corona belum dapat diprediksi.

Ia menjelaskan, salah satu karakter Covid-19 adalah sensitif terhadap mobilitas masyarakat, sehingga ia memperkirakan, jika terjadi kerumunan massa maupun mobilitas masyarakat yang tinggi pada momen Lebaran, maka itu dapat menjadi masa kritis penyebaran Covid-19.

"Satu, dua, tiga, empat hari pertama bulan Syawal akan menjadi critical time," kata Hamam, Sabtu (23/5/2020).

Baca Juga:12 Ucapan Idul Fitri dari Tokoh Politik, Unggahan Fadli Zon Bikin Terharu

Hamam menilai, masyarakat Indonesia memiliki budaya mobilitas yang tinggi dalam menyambut hari raya Idul Fitri, terutama dalam satu minggu pertama bulan syawal. Oleh karenanya, ia khawatir jika hari-hari tersebut tidak dapat dikendalikan akan menimbulkan ledakan pasien.

Tingginya mobilitas masyarakat dinilai menjauhkan kurva dari fase aman. Momen Ramadan dinilai Hamam tidak dimanfaatkan dengan baik untuk dapat mengendalikan penyebaran wabah maupun untuk memutus rantai penyebaran.

Hamam berpesan kepada masyarakat agar dapat menahan diri menghadiri kerumunan dalam momen Lebaran. Ia juga meminta masyarakat untuk mengganti metode silaturahmi untuk sementara dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.

"Tinggi sekali risikonya untuk terpapar dan terjangkit Covid-19 pada hari-hari ini," imbuhnya.

Ia menegaskan kepada masyarakat agar menyadari bahwa jumlah pasien positif terus meningkat. Rumah sakit sudah mengalami kepenuhan pasien dan kondisi tenaga medis yang sudah mulai kelelahan dan sebagian menyerah.

Baca Juga:Ibu Cristiano Ronaldo Unfollow Instagram Georgina Rodriguez, Ada Apa?

Selain itu, Hamam juga meminta pemerintah untuk dapat lebih tegas dalam mencegah terjadinya kerumunan di tengah masyarakat. Ia menilai, jika pemerintah tidak memperbaiki regulasi PSBB, sama dengan pemerintah membiarkan rakyatnya meninggal.

REKOMENDASI

News

Terkini