Tradisi Lebaran Berbeda, Kalimatur: Kesehatan Paling Penting

Jika biasanya muka menempel dengan alas sujud saat salat, kali ini karena menggunakan masker, tidak bisa menempel seperti biasa.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 24 Mei 2020 | 14:35 WIB
Tradisi Lebaran Berbeda, Kalimatur: Kesehatan Paling Penting
[Ilustrasi] Jemaah melaksanakan shalat Id di sebuah masjid di Padang, Sumatera Barat, Minggu (24/5). [ANTARA FOTO]

SuaraJogja.id - Lebaran menjadi salah satu hari yang paling dinanti sebagian besar masyarakat Indonesia. Negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam ini tentu sangat antusias menyambut Lebaran setelah berpuasa selama Ramadan.

Namun tahun ini umat Muslim di Indonesia harus menerima kenyataan yang kurang menggembirakan. Pasalnya, wabah virus corona yang masuk awal Maret lalu mau tidak mau membuat sebagian rencana masyarakat Indonesia tertunda atau malah batal di hari raya Idul Fitri tahun ini.

Suasana lebaran yang berbeda itu dirasakan salah staunya oleh Tri Novi Ani, warga asal Samiranan, Nomporejo, Galur, Kulon Progo. Ia mengatakan, ada beberapa kegiatan yang biasanya tiap tahun selalu dilakukan, tetapi terpaksa untuk kali ini ditiadakan. Hal yang paling terasa adalah ketika salat Id yang biasanya dilakukan bersama-sama di lapangan, kini hanya bisa ia lakukan di rumah bersama keluarga.

"Terharu rasanya, habis Subuh langsung nyetel takbiran di speaker yang volumenya dibesarin, biar nuansanya seperti di lapangan. Untuk pertama kalinya salat Id diimamin keluarga sendiri," ujar Ani, saat dihubungi SuaraJogja.id, Minggu (24/5/2020).

Baca Juga:Pemerintah Spanyol Izinkan Kompetisi Lanjut 8 Juni, Presiden La Liga Senang

Ani mengaku sebelumnya sudah ada imbauan dari relawan Satgas Covid-19 untuk salat Id di rumah saja bersama keluarga inti. Mengacu pada imbauan itu, Ani dan keluarganya menaati imbauan tersebut dan melaksanakan salat Id di rumah.

Dikatakan Ani, bahkan keluarganya melakukan takbiran sebelum melakukan salat id agar bisa menyerupai suasana seperti di lapangan. Sesuai dengan tradisi yang sudah ada, doa bersama dan bermaaf-maafan setelah salat Id juga dilakukan Ani dan keluarganya. Suasana mengharu biru makin terasa mengingat ada beberapa anggota keluarga yang terpaksa tak bisa pulang

"Ada dua orang yang tidak bisa pulang, tapi tadi setelah salat Id bersama kami langsung menghubungi mereka berdua via video call," ungkapnya.

Kendati suasana Lebaran kali ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi Ani dan keluarganya tetap mengisi meja ruang tamu dengan berbagai makanan khas hari raya Lebaran. Ia mengungkapkan, hal itu dilakukannya untuk persiapan saja jika nantinya tetap ada tetangga atau kerabat yang mungkin akan datang ke rumahnya.

Tidak lupa tempat cuci tangan dan sabun Ani siapkan di depan rumahnya sebagai syarat utama jika ada tamu yang datang.

Baca Juga:Antusiasme Umat Islam Indonesia Rayakan Idul Fitri di Tengah Covid-19

"Iya tadi sudah beli camilan terus dimasukin ke toples, ditaruh di meja ruang tamu walaupun ya tidak ada tamu, buat persiapan saja," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini