SuaraJogja.id - Tak hanya tenaga medis, aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai non-ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman juga mengikuti rapid diagnostic test (RDT) di. Dari rapid test yang digelar pada Kamis (4/6/2020) itu, hasilnya menunjukkan bahwa 11 orang reaktif, dari total 304 peserta.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Sleman Shafitri Nurmala Dewi mengatakan, tes cepat diikuti pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman serta dan pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD Pasar Se-Sleman, termasuk tenaga kebersihan. Sebanyak 160 pegawai Disperindag Sleman mengikuti RDT.
Selain mereka, kata Evie, juga ada puluhan ASN yang belum mengikuti RDT tahap kedua, 15 petugas disinfektan BPBD Sleman, 10 petugas perekaman e-KTP, dan petugas medis yang melaksanakan RDT massal di GOR Pangukan yang berjumlah 115 orang.
"Hasilnya, dari 304 orang peserta, yang reaktif hanya 11 orang. Mereka semua dari ASN," kata Evie, seperti dilaporkan HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id.
Baca Juga:Kekeyi Pasrah Lagunya Dihapus YouTube: Bukan Takdirku Terjun di Situ
Sesuai prosedur, kata Evie, peserta yang reaktif akan menjalani masa karantina di Asrama Haji. Mereka seluruhnya berstatus orang tanpa gejala (OTG) reaktif.
"Mereka yang reaktif akan menjalani pemeriksaan uji swab di rumah sakit rujukan. Kalau hasilnya negatif, akan dipulangkan ke rumah masing-masing," ungkap Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sleman ini.
Penanggung jawab Selter Asrama Haji Makwan mengatakan, hingga kini ada 14 penghuni selter. Jumlah tersebut belum termasuk 11 orang yang dinyatakan reaktif seusai mengikuti RDT massal pada Kamis kemarin.
Ke-14 orang penghuni shelter tersebut, lanjutnya, berstatus OTG reaktif. Mereka menempati Gedung Muzdalifah.
"Sebelas orang menunggu hasil swab. Tiga orang lainnya rencananya di-swab di RSUD Prambanan, RSUD Sleman, RS PKU Gamping," ujar Makwan.
Baca Juga:Jendela Dicongkel, Bom Meledak Dilempar ke Rumah Warga Pasuruan