Bermula dari Iseng, Wastafel Anti Corona Karya BUMDes Tridadi Laris Dibeli

BUMDes Tridadi sempat kesulitan akibat terdampak Corona.

Galih Priatmojo
Selasa, 16 Juni 2020 | 17:23 WIB
Bermula dari Iseng, Wastafel Anti Corona Karya BUMDes Tridadi Laris Dibeli
Seorang warga mencuci tangan di wastafel anti Corona yang dibuat oleh warga Tridadi Sleman, Selasa (16/6/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Sebanyak 15 karyawan dikerahkan untuk membuat wastafel anti Corona. Dalam sehari, BUMDes Tridadi Makmur menargetkan pembuatan wastafel 10 unit. Jika karyawan lembur bisa sampai 15 unit per hari.

"Awalnya belum bisa mencapai target itu karena belum memiliki pola kerja yang baik. Akhirnya terus kami kembangkan hingga bisa memproduksi 10 unit dalam sehari. Karyawan biasa bekerja dari jam 08.00-22.00 wib. Tapi tidak kami batasi jam kerjanya, ketika dia lembur bisa mencapai 15 unit," ungkap dia.

Wastafel anti Corona dibuat dengan berbagai varian. Fungsi dan cara penggunaannya masih sama ditekan menggunakan kaki.

"Ada tiga varian, paling kecil ukuran 2x4 meter yang paling banyak diminati. Kami hargai sebesar Rp 750 ribu. Varian kedua ukuran 4x4 meter kisaran harga Rp 850-900 ribu. Varian terakhir yang paling besar menggunakan hak tampungan yang besar. Kami hargai Rp 1,2 juta," kata dia.

Baca Juga:Pengakuan Pelajar Pembawa Celurit Jogja: Tak Ingin Dianggap Penakut

Wastafel Anti Corona buatan masyarakat Tridadi, Sleman yang dipajang di showroom, Selasa (16/6/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]
Wastafel Anti Corona buatan masyarakat Tridadi, Sleman yang dipajang di showroom, Selasa (16/6/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Hingga kini pihaknya masih memproduksi wastafel tersebut. Prediksinya hingga Agustus-September, BUMDes masih tetap membuat wastafel.

"Sebenarnya ini hanya momen saja, mungkin setelah Corona hilang dan kembali normal, usaha ini bisa jadi tidak dilanjutkan. Tapi hingga Agustus-september 2020 masih ada permintaan," terang dia.

Kebanyakan permintaan datang dari instansi pendidikan. Pengiriman biasa dilakukan ke wilayah, Sleman, Bantul Jakarta, Jawa Tengah dan sebagaian Jawa Timur.

"Sebelumnya sempat ada permintaan ke Makassar dan Palembang, tapi karena terbentur jarak masih kami koordinasikan lagi," ungkapnya.

Salah seorang pegawai BUMDes, Lumaksono (47) mengakui selama dirinya tak bekerja dua bulan, cukup stress karena tak ada pemasukan. Ketika BUMDes berinovasi dan mendapat pekerjaan membuat wastafel, saat ini dirinya lebih tenang.

Baca Juga:Bawa Celurit Untuk Tawuran, Pelajar SMP di Jogja Terancam Penjara 10 Tahun

"Saya dua bulan bingung mencari pemasukan darimana. Bantuan dari pemerintah juga dapat tapi tak bisa mengover seluruh kebutuhan. Akhirnya saya meminta pekerjaan di BUMDes ini dan ikut membuat wastafel. Alhamdulilah pendapatannya cukup," kata pria yang masih terdaftar sebagai pegawai di Puri Mataram ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini