SuaraJogja.id - Desa dapat dijadikan sebagai wadah pemberdayaan komunitas untuk menciptakan teknologi tepat guna yang bisa digunakan untuk menekan sebaran virus corona.
Penggagas Jambanisasi Budi Laksono dalam Kongres Kebudayaan Desa mengatakan masyarakat desa bisa melawan pandemi virus corona dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menyiapkan diri dari gagap informasi terkait wabah virus corona, sekaligus menyiapkan pencegahan yang tepat.
"Delay penanganan masih terjadi sehingga saat ini kita belum mampu melakukan pencegahan yang kuat seperti Wuhan," ujar Budi.
Baca Juga:Viral SD Negeri di Garut Dijual Oknum Kades, Pembeli Sudah Ambil Genteng
Desa bisa membentengi diri dari pandemi virus corona dengan membuat alat-alat kesehatan alternatif dengan biaya yang lebih terjangkau, namun memiliki fungsi yang sama.
"Ada beberapa teknologi sederhana yang bisa diupayakan oleh orang desa, misalnya masker," ujar Budi.
Masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan pembuatan masker rumahan. Mengingat, masker medis saat ini masih dibanderol dengan harga tinggi.
Teknologi tepat guna yang bisa dihasilkan dari pemberdayaan desa seperti handsanitizer, masker, face shield, desinfektan spray, bisa dibuat oleh desa tanpa perlu biaya yang mahal.
"Aerosol yang digunakan untuk sterelisasi udara dulu kami pernah beli harganya jutaan, setelah dibuat sendiri ternyata biayanya ratusan ribu," bebernya.
Baca Juga:Kadesnya Kena Covid-19, Balai Desa Bekonang Tetap Buka, Tapi...
Ia juga mencontohkan bagaimana warga desa bisa memanfaatkan budidaya jambu biji untuk meningkatkan kesehatan. Mengingat buah ini sebetulnya memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buah lain.
- 1
- 2