"Sebelum dan sesudah ibadah juga akan dilakukan penyemprotan desinfektan oleh petugas," imbuh Kristian.
Selain semua orang yang wajib melaksanakan protokol kesehatan, kali ini perbedaan pelaksanaan ibadah juga terdapat pada durasinya. Dikatakan Kristian, terdapat bacaan ayat Alkitab yang dikurangi hingga hanya menyisakan bacaan Injil yang dipergunakan. Warta jemaat juga dipersingkat, sehingga kurang dari satu jam peribadatan sudah selesai.
Dengan sudah terlaksananya ibadah perdana kembali ini dengan lancar, pihaknya menuturkan, akan terus melaksanakan ibadah kembali di gereja untuk minggu-minggu ke depan. Pihaknya juga akan tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ada kepada seluruh warga jemaat yang datang.
"Kami menghormati jika memang gereja lain belum melaksanakan peribadatan kembali di gedung gereja, itu memang hak masing-masing. Namun, karena kita melihat jemaat [GKJ Temon] sudah tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan, jadi akan dilanjutkan sampai minggu seterusnya. Jadi, kita penuhi protokol kesehatan, tapi juga penuhi kerinduan jemaat untuk beribadat di gedung gereja," tandasnya.
Baca Juga:Umat Katolik di Kupang Kembali Beribadah di Gereja
Salah satu jemaat yang hadir mengikuti peribadatan, Sri Isdiyati (58), mengaku senang dapat beribadah kembali di gedung gereja secara bersama-sama. Walaupun memang tidak sampai memenuhi gereja, ia sudah merasa kerinduannya untuk beribadah bersama terobati.
"Memang sejak beberapa waktu yang lalu sudah ada ibadah di rumah bersama kelompok-kelompok kecil, tapi saat sudah bisa kembali beribadah bersama di gedung gereja lagi, rasanya lega dan bersyukur sekali," kata Sri.
Menurutnya, kerinduan yang sama juga dialami oleh seluruh jemaat lainnya. Hal itu bisa terlihat dari antusiasme jemaat yang hari ini bisa hadir baik di sesi pagi atau siang tadi.
Sri menambahkan, memang terdapat beberapa perbedaan dengan pelaksanaan ibadah sebelum adanya pandemi Covid-19 ini. Namun, ia meyakini, pada intinya semua prosesi ibadat tetap terlaksana dengan baik tanpa mengurangi nilai ibadah itu sendiri.
Ia tidak merasa keberatan sama sekali dengan adanya sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan. Menurutnya, hal itu justru membuat seluruh jemaat yang hadir merasa lebih aman.
Baca Juga:Gereja di Semarang akan Kembali Dibuka untuk Ibadah Mulai 18 Juli
"Malah senang kalau ada protokol kesehatan, jadi jemaat yang hadir tidak khawatir dan tetap percaya bahwa kalau beribadat di gereja tetap aman," ucapnya.