Biasanya, para calo organ menggunakan sejumlah trik dan taktik untuk memaksa korban berpisah dengan organ vitalnya. Salah satunya adalah bermain pada kenaifan mereka dan memberi tahu mereka ginjal mereka akan tumbuh kembali usai diangkat.
Tetapi, semua impian warga Hokse luluhlantak usai gempa pada April 2015 memporakporandakan rumah mereka. Rumah yang dibangun dari hasil jual ginjal, roboh diguncang gempa 7,6 skala richter. Banyak pula warga yang meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Kejadian itu berbuntut panjang. Banyak warga tertekan. Sejumlah penduduk di sana bahkan mulai jadi pemabuk untuk menenggelamkan kesedihan mereka.
Lantaran mereka sadar, bukan cuma rumah yang sudah hancur tetapi sadar kesehatan mereka perlahan memburuk.
Baca Juga:Dikira Mau Menilang, Polisi di Jogja Ini Justru Lakukan Hal Tak terduga
Walau begitu, kasus penjualan ginjal ternyata kian meluas di Nepal. Alhasil, perdagangan yang berkembang pesat telah mengubah wilayah di Nepal menjadi ‘bank ginjal’, yang oleh para ahli medis memperkirakan angkanya berlipat.
Perdagangan ilegal ini telah naik ke tingkat yang diperkirakan 10.000 operasi pasar gelap yang melibatkan organ manusia yang dibeli sekarang terjadi setiap tahunnya. Ini merupakan data yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia.
Global Financial Integrity juga menyebut, terdapat 7.000 ginjal diperoleh secara ilegal setiap tahunnya. Laporan yang sama menunjukkan perdagangan organ ilegal telah menghasilkan keuntungan hingga 650 juta Poundsterling tiap tahunnya.
Dari data yang ada, operasi perdagangan organ tubuh manusia dilakukan dengan sejumlah cara. Ada yang membujuk usai membaca keputusasaan finansial, ada pula yang dilakukan dengan cara penculikan, hingga sejumlah kasus penipuan.