Menolak Dirawat, Pasien Covid-19 di Bantul Pulang ke Madura Naik Motor

Saat akan dijemput untuk dirawat di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC), dia menolak.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 10 Juli 2020 | 20:43 WIB
Menolak Dirawat, Pasien Covid-19 di Bantul Pulang ke Madura Naik Motor
Ilustrasi pengendara motor. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Satu orang pasien positif Covid-19 di Dlingo, Bantul menolak dirawat di rumah sakit. Ia malah memilih pulang ke kampung halaman. Bersama istri dan dua orang anaknya, pasien tersebut pulang ke Madura menggunakan sepeda motor. 

Camat Dlingo Deny Ngajis Hartono membenarkan adanya satu orang pasien positif yang tinggal di kos wilayah Dlingo. Pasien tersebut bersikukuh tidak ingin dirawat dan memilih pulang ke kampung halamannya di Madura, Jawa Timur. 

"Alasannya tidak ingin berpisah dengan keluarga. Jadi kecamatan memilih opsi kedua mengizinkan yang bersangkutan pulang ke Madura," ujar Deny, dihubungi SuaraJogja.id, Jumat (10/7/2020). 

Deny menjelaskan, mulanya keluarga pria tersebut baru pulang dari Madura, kemudian oleh Satgas Desa setempat di Bantul diminta untuk mengikuti rapid test di Puskesmas Dlingo 2. Hasilnya, anak pertama, yang berusia sekitar 5 tahun, dinyatakan reaktif. 

Baca Juga:Pulang dari Surabaya, 1 Pasien Covid-19 di Bantul Meninggal Dunia

Akhirnya, satu keluarga yang terdiri bapak, ibu, dan dua orang anak tersebut diminta untuk mengikuti swab test. Hasilnya, sang ayah dinyatakan positif Covid-19. Namun, saat akan dijemput untuk dirawat di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC), dia menolak. 

"Karena kekeh tidak ingin pulang, jadi saya pilih opsi kedua. Kami antarkan sampai perbatasan di Prambanan untuk memastikan yang bersangkutan pulang," imbuh Deny. 

Deny menjelaskan bahwa pasien tersebut sudah kembali ke Madura dengan menggunakan sepeda motor. Ia juga menyampaikan bahwa pagi tadi, yang bersangkutan menyampaikan kabar telah sampai di Madura. 

Pria tersebut tinggal di Dlingo bersama keluarganya dan bekerja sebagai seorang pedagang bubur kacang ijo. Sejak tiba di Dlingo, yang bersangkutan belum sempat berjualan karena diminta mengikuti rapid test dan swab test terlebih dahulu. 

Sementara, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso menyampaikan, pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi DIY. 

Baca Juga:3 Pedagang Positif Covid-19, Pasar di Bantul Tutup 3 Hari

"Biar komunikasi dilakukan antara Pemda dengan Pemprov Jawa Timur," ujar pria yang akrab disapa Oki tersebut. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini