Hadapi Pandemi demi Pegawai, Bos Kopi Merapi Hampir Kalut Jual Aset Pribadi

"Pelajaran dari Covid-19 yang bisa kami ambil adalah kesabaran. Meski sudah dikenal [Kopi Merapi] usaha seperti ini bisa goyah."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 19 Juli 2020 | 20:46 WIB
Hadapi Pandemi demi Pegawai, Bos Kopi Merapi Hampir Kalut Jual Aset Pribadi
Pemilik kedai Kopi Merapi, Sumijo, ditemui wartawan di kedai miliknya di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu (18/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Tanggung jawab untuk tetap menjalankan bisnis di tengah pandemi nyatanya agak sulit dilakukan seorang pengusaha. Hal itu pun dialami pengusaha kedai Kopi Merapi yang berada di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Pemilik kedai Merapi, Sumijo, menceritakan situasi sulit yang dialaminya, di mana ia hampir menjual tanah pribadinya untuk tetap memutar usaha dan juga membayar gaji 20 karyawannya selama pandemi Covid-19.

"Adanya pandemi tak hanya kedai saya saja yang tutup. Petani kopi, sayur, kentang yang biasanya mengirim bahan-bahan ke kedai saya juga tidak ada pemasukan. Terlebih, ada karyawan yang harus saya gaji agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Sumijo kepada SuaraJogja.id, Minggu (19/7/2020).

Pria yang sejak kecil sudah menjadi petani kopi ini mengatakan bahwa dirinya sempat menjual aset pribadi agar bisa membayar pegawainya. Hal itu dia lakukan karena sudah menjadi tanggung jawab kepada para pekerjanya.

Baca Juga:Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Juru Kunci Gunung Merapi Ingatkan Ini

"Sempat akan menjual tanah pribadi untuk bisa membayar pegawai karena bagaimanapun mereka adalah orang yang memiliki banyak kebutuhan. Di saat pandemi ini mereka tak memiliki pemasukan lain dari kedai ini," tuturnya.

Sempat hampir menjual aset berharganya, tetapi akhirnya Suamijo mengurungkan niat itu. Pasalnya, rekan satu usahanya memberi informasi bahwa ada biaya yang masih bisa diambil untuk dialokasikan membayar pegawai.

"Dulu sempat membeli tanah di wilayah desa ini. Saya mendapat kabar, biaya yang pernah saya bayar bisa dipinjam terlebih dahulu. Dari situ akhirnya beban saya lebih ringan. Gaji karyawan bisa saya bayar, termasuk biaya pendukung lainnya yang harus saya lunasi," kata Sumijo.

Suasana kedai Kopi Merapi yang berada di lereng Gunung Merapi, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu (18/7/2020) - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Suasana kedai Kopi Merapi yang berada di lereng Gunung Merapi, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu (18/7/2020) - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Meski terdampak pandemi Covid-19, Sumijo menganggap bahwa usaha kedai kopi yang dia bangun merupakan penghasilan pegawai. Maka dari itu, dirinya tetap mengupayakan agar mereka mendapatkan hasil walau sedikit.

"Dari awal saya membangun usaha ini menggunakan konsep memberdayakan orang-orang dan petani di wilayah ini, sehingga warga di sekitar tempat saya tinggal saya ajak untuk bergabung, termasuk petani yang ada di sini. Saya pernah mengalami keadaan sulit ketika bekerja dengan orang. Maka dari itu saya tahu kondisi mereka ketika masa seperti ini, dan harus dibantu," terangnya.

Baca Juga:BPBD Sleman Cek Kondisi Sabo Dam di Lereng Merapi, Begini Kondisinya

Dua bulan menghadapi masa sulit di tengah pandemi, akhirnya pemerintah melonggarkan aturan dengan kenormalan baru. Akhir Juni lalu, kedai kopi milik Sumijo pun kembali dibuka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini