"Saya merasakannya saat pagi sampai menjelang Magrib itu mati. Siang memang sempat menyala, langsung saya tampung dulu. Jadi air mulai deras itu sekitar tengah malam sampai menjelang subuh. Saya sudah lelah mengeluh terus," jelas dia.
Terpisah, Direktur PDAM Tirta Sembada Sleman Dwi Nurwata tak memungkiri bahwa di daerah Purwomartani aliran air PDAM kerap mati. Pasalnya, kata Dwi, produksi air kerap terganggu karena listrik kawasan tersebut kerap mati.
"Untuk menanggulangi itu, kami menggunakan genset mobile agar produksi tetap berjalan. Tak dipungkiri juga bahwa kawasan tersebut merupakan daerah berpasir, sehingga ketika musim hujan, air tidak terserap baik oleh tanah. Apalagi saat kemarau, permukaan air langsung drop," katanya.
Dwi menambahkan, saat ini pihaknya telah menambah jumlah debit air. Sebelumnya debit air sekitar 10-15 liter per detik. Saat ini pihaknya telah menambahkan 10 liter per detik.
Baca Juga:Tagihan Air Meroket, PDAM Sleman Sebut 3 Penyebabnya
"Jadi sudah diuji coba hasil penambahan itu dan masih aman. Sebelumnya kan hanya 12 liter per detik. Saat ini sudah sekitar 22 liter per detik, dan itu cukup aman," terangnya.