Dari cerita Vero, tidak semua orang ternyata bisa menerima istilah gratis. Ada juga yang takut jika etalase tersebut mengganggu aktivitas sekitar.
Etalase pertama Tempat Nasi Gratis Jogja baru berdiri pada Februari 2019. Setelah banyak ditolak, Vero memutuskan untuk membuka etalase pertama di Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta, tepatnya di YAP Square.
"Saya juga mengajar bahasa Inggris untuk teman-teman difabel netra di sana, jadi tahu tempat itu sudah cukup lama dan saya kenal dengan pemilik YAP Square," beber Vero.
Perempuan 30 tahun ini menjamin jika dirinya tidak akan mengganggu kegiatan apa pun. Untunglah, permintaan Vero kali ini disetujui oleh pemilik YAP Square.
Baca Juga:Meski Pandemi Corona Belum Usai, Pasar Basah Ini Masih Jual Makanan Ekstrim
Meski begitu, tantangan yang dihadapi Vero belum usai sampai di sini. Karena tidak ada komunitas serupa di Yogyakarta, Vero harus berusaha lebih dulu untuk memperkenalkan maksud dan tujuan Tempat Nasi Gratis Jogja.
"Mulai dari bikin Instagram, beli etalase, sampai mengisi etalase untuk 1-2 bulan pertama, untuk meyakinkan dan fotonya ditaruh di IG, biar orang-orang percaya ini benar-benar gratis. Jadi memang harus modal sendiri dulu," tambah Vero.
Tidak hanya itu, Vero dibantu oleh temannya, Minasri Saidjo, yang kini juga merupakan anggota Tempat Nasi Gratis Jogja. Wanita yang biasa disapa Mina adalah teman Vero dari organisasi Brailleiant Indonesia.
"Kebetulan saat itu kita sedang berbincang-bincang. Kita bikin apa, ya, yang sekiranya bisa bermanfaat untuk teman-teman atau orang lain di sekitar kita selain komunitas sebelumnya?" jelas Mina.
Mina pun mengakui jika salah satu tantangan dalam mendirikan Tempat Nasi Gratis Jogja adalah soal edukasi. Masih ada warung yang kadang takut tidak mendapat rejeki karena adanya gerakan nasi gratis.
Baca Juga:WHO: Meski Pandemi Covid-19, Vaksinasi Influenza Harus Tetap Jalan!
"Jadi kadang kita memberikan pengertian agak sulit di situ. Itu tantangan buat kita," imbuh Mina.