Belajar dari Sahabat Cempluk, Lupus Bukanlah Halangan untuk Terus Berjuang

"Semangat, manfaat, berjuang," menjadi tiga kata yang selalu Ian dan Puput, serta odapus di Sahabat Cempluk katakan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah
Minggu, 30 Agustus 2020 | 10:00 WIB
Belajar dari Sahabat Cempluk, Lupus Bukanlah Halangan untuk Terus Berjuang
Para pengurus komunitas Sahabat Cempluk. (Dok. Sahabat Cempluk)

Sahabat Cempluk juga aktif memberi informasi melalui media sosial dan video yang diunggah di kanal YouTube Sahabat Cempluk. Proses kreatifnya juga dibarengi dengan berkonsultasi dengan dokter pemerhati Lupus. Informasi yang dibawakan dikemas secara lebih ringan sehingga mudah dipahami, baik bagi penyintas Lupus maupun masyarakat umum.

Melanjutkan sekolah bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pasien, terutama dengan perubahan penampilan dan penurunan kemampuan fisik saat pasien Lupus sedang flare. Selain harus bolak-balik izin sekolah, odapus juga harus beristirahat dalam jangka waktu cukup lama.

Agar Sahabat Cempluk mendapat dukungan di sekolah mereka, komunitas ini membuat program Cempluk Goes To School, yang mereka jadikan wadah untuk mengedukasi teman dan guru, agar para odapus mendapatkan dukungan yang cukup sehingga tetap semangat bersekolah.

Hingga kini, ada sekitar 150 lebih odapus yang tergabung di Sahabat Cempluk, mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang berobat di RSUP Dr. Sardjito. Bahkan, beberapa di antaranya berasal dari Riau dan Batam. Ada juga odapus yang tidak berobat di Jogja namun tetap bergabung untuk bisa berbagi beban dan sharing.

Baca Juga:Lebih Dekat dengan Vero, Sosok Inspiratif di Balik Tempat Nasi Gratis Jogja

Meski belum memiliki rumah singgah atau transportasi pribadi, Sahabat Cempluk bekerja sama dengan beberapa rumah singgah yang juga membantu dalam penyediaan transportasi gratis bagi odapus untuk periksa. Ini penting karena 70 persen odapus di Sahabat Cempluk berasal dari luar Jogja.

Di luar itu, komunitas ini membantu dalam pengadaan obat dan vitamin, baik dalam hal ketersediaan ataupun potongan harga khusus.

"Jadi biasanya kita berhubungan dengan Lazismu, dengan komunitas-komunitas lain, kita minta bantu di sana. Lalu gimana kondisinya buruk? Yang kita bantu akses obatnya. Apabila ada obat yang tidak tersedia di daerah pasien, Cempluk juga siap membantu mereka dengan mengirimkan obat," ujar Puput Aryana, yang sudah dua tahun menjadi pengurus di Sahabat Cempluk.

Terjadinya pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi layanan-layanan ini. Ada masa di mana transportasi gratis ini terhenti. Selain langka, biaya untuk akomodasi ke Jogja juga menjadi mahal. Sahabat Cempluk membantu dengan memberi subsidi agar mereka bisa berobat.

Komunitas ini didukung oleh dokter yang merawat pasien odapus, khususnya di Divisi Alergi dan Imunologi Anak di bawah komando dr.Sumadiono SpA(K). Kondisi mereka tetap bisa diatasi dengan cara kretif untuk memastikan pasien tetap terpantau dan terkontrol kondisinya.

Baca Juga:Wadah Baru Bagi Komunitas Perupa Jakarta di Pasar Gembrong Baru

Para pengurus komunitas Sahabat Cempluk. (Dok. Sahabat Cempluk)
Puput Aryana, pengurus komunitas Sahabat Cempluk. (Dok. Sahabat Cempluk)

"Kebetulan dokter-dokter bersedia berkonsultasi dengan teman-teman lewat WhatsApp. Jadi kesulitan-kesulitan selama pandemi ini lebih terlihat," sambung gadis 24 tahun ini.

Mereka juga memiliki sebuah wadah konsultasi dan diskusi para odapus di seluruh daerah tentang Lupus dan autoimun secara live streaming maupun Zoom dengan pada dokter, yakni Talk Talk Cempluk. Untuk program ini, mereka bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) chapter Yogyakarta dan Sarjito Lupus Centre.

Setahun sekali Sahabat Cempluk selalu mengadakan sebuah gathering bersama seluruh anggotanya. Tetapi, lagi-lagi karena pandemi, kegiatan yang dinamai Pajamas Party ini terganggu.

Acara tahunan ini biasanya diadakan bertepatan dengan Hari Lupus Sedunia, yaitu 10 Mei. Namun, dua tahun belakangan Pajamas Party diselenggarakan pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

"Tujuannya tentu saja biar semakin akrab dan dekat.  Kalau biasanya ngobrol di grup, di acara inilah mereka bisa berjumpa. Acara diselenggarakan 2 hari satu malam. Selain bersenang-senang, kegiatan ini juga selalu memasukan kegiatan-kegiatan yang diharapkan bisa membantu teman-teman Cempluk move on dengan kondisiya," jelas Puput.

Kegiatan yang diadakan biasanya berupa grup diskusi, diskusi dengan dokter, belajar metode self healing, dan masih banyak lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak