"Vaksin bila efektif hanya dalam dua bulan, itu tidak ada gunanya, sehingga kita belum tahu, vaksin itu efektif dua tahun maka baru berdaya guna. Karena itu, semua harus mawas diri mengubah cara kita sehari-hari menaati protokol kesehatan," ungkapnya.
Titik Nuryastuti, anggota tim laboratorium diagnostik FKKMK UGM, menambahkan, ditemukannya mutasi D614G di DIY dan Jateng karena memang penelitian yang dilakukan UGM lebih di dua provinsi tersebut. Tim memeriksa 11.250 sampel virus di DIY dan 4.311 virus di Jateng.
Tracing yang gencar di DIY dan Jateng bagi masyarakat disinyalir membuat banyak kasus positif COVID-19 ditemukan. Karenanya, mutasi virus perlu terus diwaspadai karena virus sudah bisa beradaptasi dengan inang.
"Dari jumlah tersebut, yang positif bermutasi 1.088 atau 0,73 persen," ungkapnya.
Baca Juga:Menristek: Belum Ada Bukti Mutasi Virus Corona Terbaru Lebih Berbahaya
Kontributor : Putu Ayu Palupi