Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi

Bosan sarapan biasa, Nada (24) berinovasi buka usaha sushi mini untuk sarapan. Ia didukung program PKW Kemendikbud untuk usaha *street food* modal kecil.

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 Desember 2025 | 16:06 WIB
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
Nada saat menjual sushi dan risol mayo di stan di Budi Mulia Dua Culinary School (BMD Culinary School), Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Hiskia]
Baca 10 detik
  • Qatrunnada (Nada) memulai usaha sushi mini sebagai alternatif menu sarapan segar karena kebosanan terhadap makanan tradisional.
  • Ide usaha Nada didukung oleh keikutsertaannya dalam Program PKW Platinum 2025 yang diselenggarakan Kemendikdasmen RI.
  • Program PKW Platinum 2025 di Yogyakarta bertujuan meningkatkan kewirausahaan dengan pelatihan dan pendampingan selama setahun.

SuaraJogja.id - Kebosanan melihat menu sarapan yang itu-itu saja membuat Qatrunnada (24) justru menghasilkan ide untuk membuka usaha. Alternatif baru itu dihadirkan dalam bentuk sushi mini yang disediakan untuk menu sarapan.

Perempuan yang akrab disapa Nada itu mengatakan bahwa gagasan berjualan sushi muncul dari keinginannya menghadirkan menu yang lebih segar bagi warga. 

Menurutnya, sarapan tidak harus selalu risoles, lemper, atau camilan tradisional lain yang sudah sangat familiar.

Nada ingin memperkenalkan alternatif baru yang lebih bisa dinikmati semua usia.

Baca Juga:Natal dan Tahun Baru di Ambang Ketidakpastian: Sopir Bajaj Yogyakarta Terjepit Aturan Abu-Abu

"Saya ingin sarapan pagi itu enggak melulu risoles, lemper. Jadi, saya ingin memperkenalkan sushi itu bisa menjadi sarapan pagi gitu," ungkap Nada ditemui, Rabu (10/12/2025).

Ditambahkan Nada, bahwa sushi memang bisa menjadi pilihan yang ringan untuk memulai hari.

Bak gayung bersambut ide itu diperkuat dengan mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum 2025. 

Adapun program ini digelar Direktorat Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen RI.

Melalui pelatihan itu, Nada merasa lebih percaya diri untuk mencoba bidang kuliner yang sebelumnya belum pernah ia geluti. Pengalaman kecil berjualan risol mayo selama beberapa bulan, yang memberinya sedikit bekal mengenai pola usaha harian.

Baca Juga:Wali Kota Yogyakarta Wanti-Wanti Soal Korupsi: Sistem Canggih Tak Ada Gunanya

Tanpa meninggalkan risol mayo, Nada, menambahkan menu sushi sebagai bagian dari usahanya. Ketika sushi dibuat untuk sarapan pagi maka risol mayonya dijalankan pada sore hari.

Ketika generasi muda kini sibuk mencari lowongan pekerjaan sebagai pegawai swasta atau lainnya, Nada justru memilih usaha street food. Hal itu bukan tanpa alasan, ia bilang modal kecil dan perputaran uang cepat menjadi pertimbangan. 

Nada saat menjual sushi dan risol mayo di stan di Budi Mulia Dua Culinary School (BMD Culinary School), Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Hiskia]
Nada saat menjual sushi dan risol mayo di stan di Budi Mulia Dua Culinary School (BMD Culinary School), Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Hiskia]

Ia pernah mencoba merintis usaha bakery, tetapi biaya produksi yang besar. Kondisi itu membuatnya belajar dan memilih mengalihkan fokus ke usaha yang lebih sederhana namun diminati banyak orang. 

Kini ia membuka stan setiap pagi dan menerima pesanan lewat media sosial.

"Buka offline dan online juga sih, karena memang sosial media penting buat promosi," ujarnya.

Sementara itu, Manajer Operasional Budi Mulia Dua Culinary School (BMD Culinary School), Ani Syafaatun, menjelaskan bahwa PKW Platinum adalah program terbatas yang hanya digelar di empat daerah di Indonesia, salah satunya Yogyakarta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak