Ada beberapa gejala hepatitis A, antara lain:
- Demam
- Kelelahan
- Kehilangan selera makan
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Urin berwarna gelap
- Diare
- Kotoran berwarna tanah liat
- Nyeri send
- Penyakit kuning (kulit dan mata menguning.
CDC menyebutkan, sekitar 70% anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak menunjukkan gejala-gejala di atas ketika mereka menderita hepatitis A.
Perlu diketahui juga, anak yang terinfeksi hepatitis A tanpa terdeteksi gejalanya juga dapat menjadi sumber penularan virus ini kepada orang lain, apalagi virus hepatitis A mampu bertahan hidup di luar tubuh selama berbulan-bulan.
Bisakah kita mencegah penularan hepatitis A?
Baca Juga:Cegah Terpapar Virus Corona dengan Sanitasi Alat Makeup, Begini Caranya!

Menurut WHO, ada beberapa cara yang paling efektif untuk mengatasi penyakit hepatitis A, yaitu:
- Memperbaiki sanitasi, yaitu penyediaan air bersih dan pembuangan limbah yang dalam hal ini adalah tinja.
- Biasakan untuk mempraktekkan kebersihan dasar yang baik, termasuk mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum menyiapkan atau makan makanan demi mencegah penyebaran virus hepatitis A.
- Vaksinasi, terutama saat hendak bepergian ke daerah dengan risiko penularan yang tinggi jika berasal dari daerah/negara dengan tingkat endemisitas rendah dan sedang.
WHO telah merekomendasikan masuknya vaksin hepatitis A ke dalam program wajib imunisasi nasional bagi anak usia 1 tahun ke atas yang tinggal di daerah dengan perubahan endemisitas Hepatitis A tinggi ke sedang.
Vaksin hepatitis A biasanya diberikan dalam 2 kali suntikan dengan selang waktu 6 bulan sehingga dapat memberikan perlindungan jangka panjang. Anak-anak sangat membutuhkannya karena biasanya mereka kurang memperhatikan hal-hal seputar kebersihan dasar. Untuk informasi lebih lanjut, para orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter anak