- Study tour TK ke kantor polisi menjadi viral karena menampilkan simulasi bentrok demonstrasi yang tidak biasa.
- Kegiatan viral yang diunggah akun @jogjastudent memicu beragam reaksi humor dan perdebatan netizen mengenai relevansi edukasi tersebut.
- Publik mempertanyakan urgensi simulasi konflik untuk anak usia dini dibandingkan pengenalan peran polisi sebagai pelindung masyarakat.
SuaraJogja.id - Study tour merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang kerap digelar sekolah sebagai bagian dari metode pembelajaran di luar kelas. Tujuannya sederhana, yakni memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan mudah dipahami oleh murid.
Melalui study tour, anak-anak diharapkan tidak hanya menerima materi secara teoritis, tetapi juga mengenal langsung lingkungan, profesi, serta nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat.
Namun, sebuah kegiatan study tour yang dilakukan oleh taman kanak-kanak baru-baru ini justru menyita perhatian publik karena dinilai tidak biasa.
Kegiatan tersebut viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @jogjastudent, yang memperlihatkan sekelompok murid TK melakukan kunjungan edukatif ke kantor polisi.
Baca Juga:Pohon Tumbang Jadi Momok saat Cuaca Ekstrem, BPBD DIY Waspadai Dampak Siklon Mendekat
Pada pandangan awal, kegiatan tersebut tampak wajar. Kantor polisi memang kerap menjadi tujuan study tour bagi anak usia dini.
Melalui kunjungan ini, murid biasanya dikenalkan pada profesi polisi, aturan lalu lintas, pentingnya keselamatan di jalan, serta nilai ketertiban dan kedisiplinan dalam kehidupan bermasyarakat. Materi seperti ini umumnya dianggap relevan dan bermanfaat untuk anak-anak.
Namun, jika diperhatikan lebih jauh, video tersebut memperlihatkan aktivitas yang memicu tanda tanya. Salah satu rangkaian kegiatan study tour itu menampilkan simulasi bentrok saat demonstrasi.
Dalam video tersebut, tampak anak-anak TK bergerombol layaknya massa aksi, lalu mendorong aparat kepolisian yang menggunakan tameng besar, seolah sedang mempraktikkan situasi unjuk rasa.
Keterangan yang ditulis akun @jogjastudent dalam unggahan tersebut pun bernada satire. “POV: study tour ke kantor polisi. Ekspektasi: kenal rambu & tertib. Realita: latihan bentrok dari kecil.”
Baca Juga:Antisipasi Scam di Wisata Keraton Jogja saat Nataru, BPPD DIY Perketat Pengawasan
Ragam Komentar Netizen
Unggahan ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral. Ribuan warganet turut memberikan tanggapan melalui kolom komentar. Sebagian besar respons bernada humor, tawa, dan keheranan terhadap konsep pembelajaran yang ditampilkan dalam study tour tersebut. Tidak sedikit pula yang melontarkan candaan menggunakan istilah yang kerap muncul dalam konteks demonstrasi.
Beberapa komentar netizen di antaranya berbunyi, “Studi menggulingkan rezim sejak dini,” “Manajemen aksi sejak dini,” hingga “Demo rakyat kecil.”
Ada juga warganet yang menyebut adegan tersebut lucu dan menggemaskan, sembari menertawakan ekspresi dan tingkah polos anak-anak yang terlibat dalam simulasi tersebut.
Meski demikian, di balik reaksi humor tersebut, muncul pula diskusi yang lebih serius. Sejumlah warganet mempertanyakan relevansi dan urgensi simulasi bentrok dalam konteks pembelajaran anak usia dini.
Menurut sebagian pihak, pengenalan profesi polisi seharusnya lebih difokuskan pada nilai-nilai dasar seperti keselamatan, kepatuhan terhadap aturan, sikap saling menghormati, serta peran polisi sebagai pelindung dan pelayan masyarakat.