Nama keduanya menjadi banyak digunakan sebagai objek liputan media lokal dan nasional. Keduanya menjadi buah bibir. Hal yang lumrah dalam dunia pergerakan, orang yang bersinar terang namanya kerap jadi objek pergunjingan.
Butet mengaku, ia sekilas mendengar dalam dunia pergerakan di Yogyakarta saat itu bahwa ada kelompok diskusi dan kelompok demosntran. Menurutnya, hal-hal seperti itu yang bisa menjadi pemicu ketegangan. Saat ini, ia ingin membiarkan hal itu jadi percakapan dan guyonan para tokoh.
Membocorkan respons Celi dan Taufik yang ia tangkap dalam lensa kameranya, kata dia, Celi merespons dengan memuji foto yang dikirim Butet sesuatu yang bagus, sebuah masa muda yang bergelora. Sedangkan, Taufik mengaku menangis melihat foto itu. Taufik sendiri tidak memiliki dokumen peristiwa tersebut.
Sejak diunggah, kumpulan foto itu sudah disukai lebih dari 2.000 pengguna Instagram. Ada 30 lebih komentar yang ditinggalkan warganet. Beberapa di antaranya mencari sosok aktivis di masa muda mereka dalam potret tersebut.
Baca Juga:Rawat Toleransi, Dosen UGM Beragama Hindu Buat Area Wudu dan Salat di Rumah
"Nyari foto saya sendiri di kerumunan penonton," tulis akun @scorrfith20.
"Wah!!! Aku lihat pacarku yang gagah sekali pakai kaos oblong, mas Butet @masbutet aku lihat sahabatku juga Taufik Rahzen, Mas Emha. Jaman lawas tenan ‘Gerakan Seribu Kembang’," komentar akun @dewitjakrawati.
"Merekalah yang benar aktivis yang aslinya, yang sangat berani pada jamannya. Mereka Senior sepu yang tahu perbedaan jaman sekarang ini, sehat selalu Sepu @masbutet dan seangkatannya. Mohon maaf apa bila ada salah kata," tanggapan akun @frits_el.