Pajang Lukisan Jenderal Hoegeng, Butet Kartaredjasa Sebut Cermin Polisi

"Tapi lihatlah kakinya! Belum selesai dilukis. Masih bolong. Seakan polisi Indonesia belum juga bisa berdiri tegak dan berwibawa," imbuh Butet.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 14 September 2020 | 20:40 WIB
Pajang Lukisan Jenderal Hoegeng, Butet Kartaredjasa Sebut Cermin Polisi
Lukisan Jenderal Hoegeng milik Butet Kartaredjasa. - (Instagram/@masbutet)

SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa membagikan potret lukisan "Manusia Hoegeng" yang ada di rumahnya. Lewat lukisan itu, ia berpesan pentingnya untuk terus menjadi manusia yang jujur, konsisten, tegas, dan disiplin.

Melalui akun Instagram pribadinya, @masbutet, ia membagikan foto lukisan sosok Jenderal Hoegeng yang sudah pensiun tengah melukis dirinya sendiri semasa muda kala masih bertugas di kepolisian.

Jenderal Hoegeng pernah menjabat sebagai Kapolri dan dikenal sebagai sosok polisi yang jujur. Pensiun dari jabatannya sebagai perwira negara, Jenderal Hoegeng menghabiskan waktu sebagai seorang pelukis.

Butet sendiri menyebut Hoegeng sebagai idola dan sumber ketauladanannya.

Baca Juga:Pagi-Pagi, Kakak Adik di Sleman Tebas Mahasiswa dan Bawa Kabur Motornya

"Sekarang, manusia Hoegeng, yang suatu kali pernah menjabat Kapolri, 'hidup' bersama keluarga kami. Bertengger di dinding. Mengawasi dan menjaga supaya kami tetep terkendali dalam perkara kejujuran, konsistensi, ketegasan dan kedisiplinan," tulis akun @masbutet dalam keterangannya, Senin (14/9/2020).

Lukisan tersebut merupakan karya perupa Sigit Santosa. Butet menilai, Sigit berhasil menghidupkan sosok Hoegeng yang ia teladani. Karya berjudul "Kerja belum selesai, belum apa-apa" itu terbuat dari lukisan cat minyak.

Selain menjadi pelukis, Butet menceritakan, setelah pensiun Hoegeng juga bermain musik dengan grup Hawaian Senior. Dalam lukisan itu, terlihat ada bagian tubuh polisi tersebut yang belum selesai dilukis Hoegeng; masih bolong.

"Tapi lihatlah kakinya! Belum selesai dilukis. Masih bolong. Seakan polisi Indonesia belum juga bisa berdiri tegak dan berwibawa," imbuh Butet.

Ia menganalogikan lukisan tersebut dengan kondisi polisi di Indonesia saat ini -- seakan beum bisa berdiri tegak dan berwibawa. Polisi dengan kaki sebelah itu seolah menunjukkan dirinya belum mampu menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.

Baca Juga:Covid-19 di Sleman Meningkat, Rusun Gemawang Berpotensi Jadi Lokasi Isolasi

Butet menilai, itu adalah sebuah kritik dan simbolisasi yang sangat dalam. Melihat lukisan itu, Butet berharap para polisi untuk jangan mengamuk dan bersikap santai saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak