SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa membagikan momen dirinya bertemu dengan putra sineas terkenal Indonesia Nia Dinata. Berdarah Yunani, pemuda berusia 19 tahun tersebut memiliki cita-cita sebagai seorang dalang wayang kulit.
Dalam unggahan Instagram pribadinya, @masbutet, ia mengunggah potret dirinya tengah duduk berhadapan dengan seorang pemuda yang mengenakan ikat Jawa di kepalanya. Mereka tampak tengah asyik membicarakan suatu hal.
Sama-sama mengenakan kaus putih, rupanya keduanya juga sama-sama seorang seniman. Jika Butet senang berada di atas panggung, bermonolog, dan menyukai hal-hal sastra, pemuda di depannya menyukai dunia perwayangan.
Memiliki darah Yunani dari kakeknya, pemuda berkumis tersebut bernama Gibran Nicholau Papadimitriou. Kakek buyutnya asal Yunani merupakan seorang kolektor lukisan sejak tahun 1960-an.
Baca Juga:Dipenjara, Status ASN Terpidana Susur Sungai Sempor Bisa Dipulihkan
Sementara, ia juga memiliki darah Sunda dari garis keturunan ibunya, Nia Dinata. Secara garis keturunan, Gibran sama sekali bukan merupakan orang Jawa. Namun, ia memiliki impian untuk menjadi dalang wayang kulit.
"Mimpi anak-anak muda milineal hari ini, biasanya ingin hidup dalam budaya digital, budaya baru: jadi youtuber, animator, bisnis online, bikin aplikasi, membangun jejaring internasional, dan sebangsanya," tulis Butet dalam keterangannya, Selasa (1/9/2020).
Butet mengaku kagum dengan cita-cita Gibran yang bisa dibilang berbeda dengan anak muda pada umumnya. Sebagai seorang pemuda yang tidak memiliki garis keturunan Jawa, keinginan Gibran menjadi dalang juga mengetuk hati Butet.
Kakak dari Djaduk Ferianto ini juga mengatakan bahwa rasanya tidak masuk akal jika menghubungkan garis keturunan Gibran dengan cita-citanya. Namun, dari penampilannya juga, Gibran tidak terlihat mewakili generasinya yang masuk dalam kategori milenial.
Butet menjelaskan, sehari-hari Gibran selalu mengenakan iket Jawa di kepalanya. Pemuda itu juga selalu membungkus tubuh bagian bawahnya dengan kain jarik batik, bukan sarung atau pantolan.
Baca Juga:Seniman Jogja yang Pernah Ikut Simulasi Mars Nekat Gelar Pameran di Jepang
Sementara, tubuhnya lebih sering ditutup dengan surjan, pranakan, atau berkap. Butet menilai, penampilan Gibran layaknya abdi dalem Keraton. Saat mengobrol, pemuda ini biasanya menyisipkan tembang Jawa, suluk, antawacana, dan pocapan-pocapan lainnya.
Butet baru saja bertemu kembali dengan calon dalang tersebut. Ia mengaku senang ketika bertemu dengan Gibran karena membuat dirinya merasa seperti dermawan.
Ia seolah memberikan suaka untuk generasi muda yang mulai terpinggirkan dengan adanya kebudayaan baru.
"Ketemu dia rasanya saya seperti dermawan yang riang hati memberi suaka kepada anak muda yang diam-diam sedang berproses terpinggirkan oleh deru kebudayaan baru," imbuh Butet dalam keterangannya.
Menurut Butet, Gibran mungkin adalah satu dibanding 100.000 pemuda di Indonesia yang saat ini masih memiliki mimpi sebagai seorang dalang wayang kulit. Butet juga berjanji akan menemani Gibran berjalan menuju impiannya.
Sejak diunggah, foto tersebut sudah disukai lebih dari 1.000 pengguna Instagram. Tidak sedikit warganet yang berkomentar memuji cita-cita Gibran sebagai seorang dalang.