Rawat Toleransi, Dosen UGM Beragama Hindu Buat Area Wudu dan Salat di Rumah

Unggahan tersebut bahkan mendapatkan tanggapan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 15 September 2020 | 18:30 WIB
Rawat Toleransi, Dosen UGM Beragama Hindu Buat Area Wudu dan Salat di Rumah
Potret tempat wudhu di kediaman I Made Andi Arsana. - (Instagram/@madeandi)

SuaraJogja.id - Dosen Teknik Geodesi Universitas Gajdah Mada (UGM) I Made Andi Arsana bercerita tentang tempat wudu di rumahnya. Meskipun menganut agama Hindu, tetapi I Made Andi Arsana menyediakan tempat wudu dan ruang salat untuk orang yang bertamu ke kediamannya.

Melalui akun Instagram dan Twitter, ia membagikan foto tempat salat di kediamannya. Ia menceritakan, di rumahnya ada ruangan yang bisa dipakai untuk salat. Meski bukan musala, tetapi ruangan itu biasa digunakan untuk beribadah salat.

Dalam ruangan tersebut, tersedia mukena dan sajadah sebagai perlengkapan salat, yang awalnya terbatas. Namun, Andi mengaku kawan-kawannya beberapa memberikan perlengkapan salat tambahan untuk disimpan di ruangan tersebut.

"Kini ada beberapa di rumah. Cukuplah untuk tamu yang ingin salat di ruma ketika bertandang," tulis Andi dalam ceritanya, Selasa (15/9/2020).

Baca Juga:Sempat Layani 6 Tamu, Ini Penyebab PSK asal Solo yang Tewas di Hotel Jogja

Selain itu, di dekat rumahnya juga terdapat masjid yang dibangun tidak jauh dari pura milik keluarganya. Seringkali saat sedang melakukan sembahyang Trisandya, ia mendengar lantunan azan dari masjid sebelah.

Bukan terusik, bagi Andi, hal tersebut justru mendatangkan harmoni dan keselarasan. Suara azan dari pengeras suara yang terdengar saat mereka sembahyang mereka anggap jadi penguat doa mereka juga.

Selama ini, seluruh tamu keluarga Andi, baik dosen, mahasiswa, teman, dan siapa saja saat akan melaksanakan salat selalu diberi dua pilihan, yakni ingin melakukan salat di ruang yang disediakan di kediamannya atau di masjid kampung.

"Ada yang melakukan di masjid, kebanyakan memilih salat di rumah. Saya menikmati kejadian-kejadian seperti ini," imbuh Andi.

Biasanya, yang menjadi permasalahan adalah mengenai tempat wudu. Di dekat pura milik keluarganya ada keran, dan keluarganya selalu mempersilahkan tamu untuk berwudu di sana. Hanya saja, tempatnya kurang memadai.

Baca Juga:Kronologi PSK Solo Tewas di Jogja, Wajah Dibekap Pelanggan Saat Sekarat

Keran itu biasa digunakan untuk menyiram tanaman, sehingga desainnya menjadi kurang rapi, terutama untuk tempat wudu.

Akhirnya, ia mempersilahkan tamu untuk berwudu di dalam. Ada wastafel atau kamar mandi jika tamu berkenan.

Kemudian, saat membuat fasilitas tambahan di taman belakang, Andi memastikan dirinya memiliki tempat wudu. Ia mengkonsultasikan hal tersebut dengan beberapa rekannya yang beragama Islam.

"Intinya kalau bisa, tempat wudhunya terpisah dengan kamar mandi atau toilet. Kami pun putuskan dan eksekusi," tulisnya.

Jika melihat kamar mandi di kediamannya, desainnya menjadi padu dan satu dilihat dari depan. Namun, sejatinya di sisi barat ada ruang terpisah untuk tempat wudu. Aksesnya pun beda, ada lorong khusus menuju tempat wudu.

Andi membangun dua keran di tempat wudu karena biasanya ia memiliki banyak tamu ketika mengadakan sebuah acara. Beberapa waktu lalu, Andi juga memiliki ide untuk membuat papan tulisan tempat wudu.

Merasa dirinya bukan seorang seniman, Andi lantas meminta bantuan komputer. Ia mengunduh font yang bernuansa kaligrafi Arab dan membuat desain di aplikasi Power Point.

Kemudian ia mencetak dan menggunakannya sebagai mal atau tempale.

Sayangnya, hasilnya tidak serapi yang diinginkan. Namun istrinya, Asti, menganggapnya tidak masalah. Akhirnya, ia pasang tulisan tersebut apa adanya. Meskipun tulisannya luber dan tidak sempurna, tetapi Andi berharap, niat baiknya bisa diterima.

"Mungkin memang begitulah usaha toleransi di negeri ini. Kadang nampak dan terasa berantakan tapi semoga niat kita selalu baik," tulis Andi.

Ia menambahkan bahwa ceritanya tentang tempat wudu di kediaman seorang penganut agama Hindu itu akan dirapikan, sama seperti niatnya untuk merawat keberagaman di Indonesia.

Sejak diunggah, baik di Twitter maupun di Instagram pribadinya, @madeandi, ceritanya tersebut sudah mendapatkan beragam respons dari warganet. Mereka ikut merasa terharu dengan nilai toleransi yang coba disampaikan Andi dalam ceritanya.

Unggahan tersebut bahkan mendapatkan tanggapan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia mengucapakan terima kasih kepada pria keturunan Bali tersebut.

"Tindakan sederhana tapi bermakna luar biasa. Hal-hal semacam ini yang bikin saya yakin Indonesia masih punya masa depan. Salam hormat Pak @madeandi," tulis akun @damarwidi99.

"Indahnya toleransi, semakin seseorang paham perbedaan, maka dia akan paham makna kebersamaan," komentar akun @igha_ikha.

Sementara akun @ilhammilan menyampaikan, "Waduh jadi pingin berkunjung."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini