Naik Kapal di Cilacap, Butet Kartaradjasa Sebut Laut Pekarangan Masyarakat

Orang juga bisa mengeruk rejeki dari lautan yang memiliki luas tak terkira. Bahkan jauh lebih luas dari daratannya.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 08 Oktober 2020 | 21:05 WIB
Naik Kapal di Cilacap, Butet Kartaradjasa Sebut Laut Pekarangan Masyarakat
Perjalanan Butet menaiki kapal yang baru jadi di Cilacap. - (YouTube/Butet Kartaredjasa)
Perjalanan Butet menaiki kapal yang baru jadi di Cilacap. - (YouTube/Butet Kartaredjasa)
Perjalanan Butet menaiki kapal yang baru jadi di Cilacap. - (YouTube/Butet Kartaredjasa)

Lihat video lengkapnya DISINI

Dalam setahun, Agwan bisa membuat dua buah kapal ukuran besar. Satu hari setelah lulus sekolah tahun 1996, ia langsung terjun membuat kapal. Pembuatan kapal sendiri biasanya berlangsung di beberapa daerah, seperti Cilacap, Bagan Siapi-api, dan Pekalongan.

"Bukan hanya untuk ekonomi keluarga, tapi juga menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat," ujar Agwan.

Agwan menjelaskan, untuk satu kapal biasanya membutuhkan antara 30 hingga 40 Awak Kapal. Tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan untuk yang bekerja di kapal namun juga menghidupkan warung-warung yang memenuhi kebutuhan hidup penghuni kapal.

Baca Juga:Suasana Jelang Petang di Kawasan Malioboro Usai Demo Ricuh

Di Cilacap ada dua tempat pembuatan kapal di darat dan lautan. Agwan menyebutkan jika tempat itu tidak boleh kosong, karena nanti pekerjanya tidak mendapatkan penghasilan. Dimana, para pembuat kapal itu sudah ikut dengannya sejak puluhan tahun lamanya.

Melihat proses pembuatan kapal itu, Butet merasa diyakinkan bahwa hidup di Indonesia tidak hanya bisa mencari rejeki di daratan. Orang juga bisa mengeruk rejeki dari lautan yang memiliki luas tak terkira. Bahkan jauh lebih luas dari daratannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak