Program Transmigrasi Bantul Tersendat, 20 KK Terancam Batal Berangkat

Istiwasono menyampaikan, pelatihan yang seharusnya digelar pada Juli lalu pun terpaksa dibatalkan sementara waktu.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 10 Oktober 2020 | 14:52 WIB
Program Transmigrasi Bantul Tersendat, 20 KK Terancam Batal Berangkat
Kepala Seksi (Kasi) Penempatan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul Istiwasono - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Kondisi pandemi Covid-19 yang belum berangsur pulih menyebabkan program transmigrasi di Indonesia tersendat. Sebanyak 20 Kepala Keluarga (KK) di Bantul ikut terdampak dan terancam batal berangkat transmigrasi tahun ini.

Kepala Seksi (Kasi) Penempatan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul Istiwasono mengatakan bahwa sebenarnya program transmigrasi di Bantul masih tetap ada. Namun melihat situasi yang tidak menentu hingga saat ini, pihaknya masih belum mendapat konfirmasi dari pusat apakah memang akan tetap berangkat tahun ini atau tidak.

“Kalau biasanya pemberangkatan transmigran itu sekitar bulan Oktober-Desember, tapi kalau tahun ini belum bisa dipastikan. Masih terus koordinasi dan perlu banyak pertimbangan," kata Istiwasono saat dikonfirmasi SuaraJogja.id, Sabtu (10/10/2020).

Istiwasono menyampaikan, pelatihan yang seharusnya digelar pada Juli lalu pun terpaksa dibatalkan sementara waktu. Pihaknya tidak memungkiri bahwa kendala utama transmigrasi tahun ini adalah Covid-19 yang masih belum maksimal dalam penanganannya.

Baca Juga:Gratis, Platform Ini Berikan Layanan Cuma-cuma UMKM Untuk Go Online

Contohnya, calon transmigran yang terdiri dari beberapa orang dalam satu keluarga itu harus melewati beberapa proses pemeriksaan kesehatan sebelum bisa dinyatakan boleh berangkat. Jika ditemukan satu saja anggota keluarga yang sesuai persyaratan kesehatan, maka tentu akan berdampak pada keseluruhan.

"Tentu hal itu akan merepotkan, bisa jadi malah semuanya lalu tidak jadi berangkat walaupun sudah siap. Itu salah satu kendala yang mungkin dihadapi," ucapnya.

Kemudian permasalahan lain yang tidak kalah penting yakni respons atau tanggapan masyarakat yang ada di lokasi tujuan kepada para transmigran ini. Istiwasono mengatakan, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang mengharuskan transmigran untuk karantina diri selama 14 hari juga bakal merepotkan. Pasalnya, para transmigran belum mengenal lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Dengan mempertimbangkan beberapa permasalahan yang mungkin terjadi tadi, Istiwasono menjelaskan, pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat, yakni ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Terkait hal itu, pihaknya terus menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan para calon transmigran asal Bantul untuk menjaga semangat mereka.

"Terus kami bina untuk tetap menjaga semangat dan animo mereka [calon transmigran]. Tidak dipungkiri bahwa tidak banyak yang bersedia suka rela untuk ikut program transmigrasi jadi memang harus dijaga betul-betul," ungkapnya.

Baca Juga:Videografis: Panduan Belanja Aman dan Sehat saat Pandemi

Ia menambahkan, ada beberapa lokasi penempatan yang digunakan sebagai tujuan oleh para transmigran di Kabupaten Bantul. Beberapa lokasi penempatan itu di antaranya Mahalona di Luwu Timur, Sulawesi Selatan; Paser, Kalimantan Timur; Muna, Sulawesi Tenggara; Mamuju Tengah, Sulawesi Barat; dan Wajo, Sulawesi Selatan.

Sementara itu, istri calon transmigran asal Bantul, Bekti Mardini Nursiam Lestari (27), mengaku tidak mengetahui wacana terkait penundaan keberangkatan untuk program transmigrasi. Ia dan suami masih meyakini untuk tetap dapat berangkat tahun ini.

"Belum dikasih kabar lagi, tapi ya semoga saja tahun ini bisa berangkat," kata Bekti.

Ia mengaku sudah menunggu cukup lama untuk bisa berangkat dalam program transmigrasi ini. Sang suami, kata dia, telah mendaftar pada 2017 silam.

ia menambahkan bahwa mereka belum berangkat karena menunggu sampai adanya program transmigrasi yang menuju daerah Mahalona, Sulawesi Selatan. Terkait dengan pelatihan pun, mereka sudah menjalaninya sejak setahun lalu.

“Insyallah berangkat, soalnya di sana [daerah penerima] sudah dibikin atau dipersiapkan kok. Rencana berangkat empat orang sama dua anak sudah terdaftar, semoga memang benar bisa berangkat," harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini