Alami Kekerasan Usai Demo Ricuh, Ini Pengakuan Mahasiswa yang Jadi Korban

Tim Kuasa Hukum Aliansi Rakyat Bergerak sudah mendapat laporan terkait tindak kekerasan dan tengah melakukan pendataan

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 12 Oktober 2020 | 12:13 WIB
Alami Kekerasan Usai Demo Ricuh, Ini Pengakuan Mahasiswa yang Jadi Korban
Aksi massa penolakan pengesahan UU Cipta Kerja di DPRD DIY bertajuk Jogja Memanggil diwarnai kericuhan, Kamis (8/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tindakan represif kepolisian terhadap massa aksi demo di Yogyakarta menjadi catatan kritis oleh sejumlah lembaga bantuan hukum di Yogyakarta. Dalam mengamankan sejumlah massa, korban penangkapan tak sedikit mendapat intimidasi, pukulan hingga ditendang.

Hal itu dialami seorang mahasiswa di Yogyakarta yang sedang membantu temannya saat terjebak di kantor Gubernur DIY pasca bentrok terjadi, Kamis (8/10/2020).

Pria 22 tahun yang tak ingin disebutkan namanya ini awalnya sudah menjauh dari kerumunan massa. Namun sekitar pukul 17.00 wib, pria ini mendapat informasi bahwa teman satu kampusnya berada di Nol Kilometer dan meminta dijemput.

"Saya bersama teman saya naik motor menuju Titik Nol Kilometer. Kabarnya ada teman yang minta dijemput. Namun sampai di lokasi orang tersebut tidak ada. Sehingga saya memutuskan pulang ke arah UGM," ujarnya dihubungi SuaraJogja.id, Minggu (11/10/2020).

Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak

Dia melanjutkan, dalam perjalanan pulang ke arah UGM, teman wanitanya dikabarkan terjebak di kantor Gubernur DIY. Kedua pria ini memutar arah untuk menjemput rekan wanita tersebut.

"Kami putar balik lagi menuju selatan Kantor Gubernur untuk menjemput teman saya karena setelah dihubungi memang dia terjebak di sana. Jadi saya menunggu di luar, dan teman wanita saya berjalan keluar," jelas dia.

Sambil menunggu kedatangan wanita ini, kedua pria itu melihat sejumlah orang yang menangkap dan memukuli remaja. Ia diduga pelajar yang ikut berdemo.

"Saat menunggu itu, kami melihat ada sejumlah orang yang memukuli anak SMP, dia dituduh ikut demo. Posisi saya masih aman saat itu," kata dia.

Namun melihat sejumlah orang melakukan sweeping di sekitar kantor Gubernur, dirinya meminta pertimbangan apakah lebih baik pergi atau tetap menunggu.

Baca Juga:Paguyuban Bregada Rakyat DIY Gelar Apel Siaga Jaga Yogyakarta Damai

"Saya bertanya sama teman saya, gimana itu ada orang yang kena sweeping mau mundur atau tetep nunggu? Teman saya menjawab sabar ini orangnya (teman wanita) lagi otw. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu," kata dia.

Hampir 15 menit menunggu, teman wanitanya akhirnya datang. Namun sekitar pukul 17.45 wib saat mereka hendak pergi, sejumlah orang menghadang mereka.

"Setelah bermaksud pulang tapi dihadang oleh beberapa orang. Kami ditanya sedang apa? Lalu ditanya apakah ikut demo? Kami jawab sedang jemput teman dan memang ikut demo tapi tak ikut dalam aksi anarkis itu. Tapi orang-orang ini malah emosi dan beringas," kata dia.

Salah satu handphone temannya direbut paksa yang diduga sedang merekam, padahal tidak. Karena tidak terima ponsel temannya direbut, sempat terjadi aksi cekcok dan dua pria ini dipukuli.

"Kami dipisahkan. Saya dengan teman pria saya dipukuli. Lalu diamankan polisi dan dibawa ke dalam Kepatihan. Nah di sana saya dipukuli lagi oleh polisi dan juga Satpol PP," ujar dia.

Tak selesai disana, kedua mahasiswa ini diamankan terlebih dahulu di Polsek terdekat. Mereka mengaku diinterogasi dari pukul 21.00 wib dan selesai pukul 02.00 wib, Jumat (9/10/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak