Ia juga menuliskan bahwa video yang diunggahnya tersebut telah ia potong karena ia merasa kasihan dengan orang yang didiagnosis oleh si dokter.
"Ada di awal video mbaknya tapi w ilangin karena kasian udahlah," pungkasnya.
Sontak unggahan dari akun Twitter @ansiboi pada Kamis (22/10/2020) ini menuai berbagai respons dari warganet. Mereka turut mengecam perilaku oknum dokter yang berani mendiagnosis seseorang di media sosial tanpa adanya anamnesis.
"Secara teknis praktik penegakan diagnosis kesehatan melalui medsos sudah melanggar uu praktik kedokteran
Kalopun konsultasi online wajib di media telemedisin semisal halodoc,alodokter,ataupun telemedisin yg dimiliki oleh rumah sakit atau layanan kesehatan resmi," tulis akun @azitromisinku.
Baca Juga:Guru Besar UI: Vaksin Itu Bisnis Besar Pengusaha Taipan!
"Ini reminder buat gw sendiri untuk sangat berhati² sebelum mengotak-ngotakkan seseorang memiliki gangguan kejiwaan tertentu hanya berbasis kata² atau perilakunya. Butuh anamnesis mendalam dan tes psikometrik khusus untuk negakinnya. Mensuspek boleh, tapi jangan mendiagnosis," ujar akun @bhaskaradirana.
"dr. Ashwin Kandouw aja butuh berkali2 pertemuan buat diagnosis, ini dia ujug2 diagnosis tanpa ngobrol langsung udh kyk tebak2an berhadiahTertawa berguling di lantai," kata akun @anaylujjj.
Reporter: Dita Alvinasari