Tak berbeda dengan dokter Siswanto, driver ambulans RSUP Dr Sardjito juga punya segudang pengalaman selama turut dalam penanganan pasien Covid-19.
Sosok yang dikenal dengan Rismulato (32) merupakan lulusan D3 otomotif di salah satu kampus di Yogyakarta. Bergabung menjadi pegawai RSUP Sardjito sejak 2017 lalu ditempatkan di UGD rumah sakit setempat.
"Pertama bisa masuk itu, karena saya sering mengantar ayah saya berobat. Karena ada rekrutmen pegawai di website rumah sakit ini, saya mendaftar. Dan bisa masuk sampai sekarang," jelas Rismulato ditemui SuaraJogja.id beberapa waktu lalu.
Berkecimpung di lingkungan medis, dirinya tak menyangka akan menemukan kondisi wabah seperti sekarang. Dimana biasanya saat menjemput pasien cukup memakai seragam, kali ini Rismulato harus mengenakan pakaian hazmat yang tertutup rapat.
Baca Juga:Sultan Santai Tanggapi Rekor 74 Kasus Covid-19 di DIY: Kita Adaptasi Saja
"Jadi memang harus tertutup rapat. Mulai dari sepatu, baju, kacamata dan sarung tangan. Karena saya langsung berhadapan dengan pasien Covid-19. Jika tidak, akan berbahaya ketika berkumpul dengan teman bahkan keluarga," ujarnya.
Menjemput pasien Covid-19 dari rumah pasien ke RSUP Dr Sardjito memang tak sering. Namun saat mengantar pasien dari UGD Sardjito ke ruang isolasi paling sering.
"Mungkin dalam sehari belum tentu menjemput pasien. Baru dua-tiga hari ada panggilan untuk menjemput pasien (Covid-19) ke rumahnya. Tapi paling sering saat memindahkan pasien dari UGD ke bangsal belakang RS ini," katanya.
Hampir dalam sehari 10-20 orang yang dia pindahkan. Pasalnya gedung UGD dan bangsal rawat inap berada di lokasi yang berbeda.
"Jadi kami gunakan transportasi mobil untuk memindahkan pasien. Saat mengantar atau jemput pasien ada driver, dokter perawat dan pembantu perawat," ungkap dia.
Baca Juga:Update Covid-19 di DIY, Kasus Positif Covid-19 Bertambah 70 Pasien
Sebanyak 20 driver bertugas di RSUP Dr Sardjito. Masing-masing driver mendapatkan sejumlah pelatihan bagaimana menangani pasien, baik positif Covid-19 atau pasien penyakit lain.
Kendati demikian, bagi ayah dua anak yang akrab dipanggil Aris ini pernah mengalami kondisi pikiran yang panik. Sebab, awal munculnya Covid-19 di Indonesia, banyak orang yang meninggal dan terpapar secara signifikan.
"Menghadapi sesuatu yang baru apalagi itu wabah penyakit, jelas kami merasa panik. Tenaga kesehatan termasuk kami juga takut dengan penularan virus yang begitu masif. Tapi kami selalu diberi pelatihan dan diberi fasilitas. Kami ikuti semua aturannya," kata dia.
Awal menjalani tugas di tengah pandemi covid-19, Rismulato mengaku selalu merasa demam dan meriang. Hal itu diakui karena berhadapan langsung dengan covid-19.
![driver ambulans RSUP Dr Sardjito, Rismulato. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/11/10/23162-driver-ambulans-rsup-dr-sardjito.jpg)
"Saya merasa seperti demam, tapi saat diperiksa suhu tubuh normal. Jadi orang-orang juga heran, saya demam tapi kondisi suhu badan tidak masalah," ujar dia sambil tertawa kecil.
Setelah ditelusuri, Rismulato mengalami semacam kecemasan berlebih. Sehingga ada gejala yang tak biasa yang ditunjukkan seperti merasa demam.