Pengungsi Merapi di Glagaharjo Tembus 203 Orang, Banyak Vitamin Dibutuhkan

Suparmono menduga, penambahan pengungsi yang didominasi oleh pengungsi dewasa ini merupakan dampak dari kepanikan atau bahkan trauma pascaerupsi Merapi 2010 lalu.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 11 November 2020 | 18:48 WIB
Pengungsi Merapi di Glagaharjo Tembus 203 Orang, Banyak Vitamin Dibutuhkan
Kondisi di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Rabu (11/11/2020) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Warga lereng Gunung Merapi yang mengungsi di barak pengungsian Balai Kalurah Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman sudah mencapai 203 orang. Penambahan tersebut masih didominasi oleh pengungsi kategori dewasa.

Panewu Cangkringan Suparmono merinci, pengungsi tersebut terdiri dari 19 bayi 2 tahun ke bawah, 9 balita berumur 3-5 tahun, 58 pengungsi dewasa, dan 87 lansia.

"Jadi yang selalu tambah adalah pengungsi dewasa. Kalau dari sisi lansia sebenarnya di atas ada 95 orang, tapi belum semua yang turun," ujar Suparmono kepada awak media di barak pengungsian Glagaharjo, Rabu (11/11/2020).

Belum semua lansia turun diduga karena ada perbedaan data terkait batas umur lansia yang terdapat di sana.

Baca Juga:Gunung Merapi Siaga, Warga Klakah Boyolali Mulai Dievakuasi ke Tempat Aman

Nanti, pihaknya akan melakukan koordinasi lagi terkait dengan pengecekan hal tersebut.

Suparmono menduga, penambahan pengungsi yang didominasi oleh pengungsi dewasa ini merupakan dampak dari kepanikan atau bahkan trauma pascaerupsi Merapi 2010 lalu, ditambah, beberapa warga mungkin merasa tidak nyaman karena di wilayahnya, tetangga sudah juga mulai mengungsi.

"Jadi memang tidak hanya di sini saja ada pengungsi, ada satu atau dua keluarga gitu yang kemudian ngungsi tempat atau barak lain karena memang trauma," ucapnya.

Ketika disinggung mengenai beberapa pengungsi yang memilih pulang ke rumah pada pagi hingga siang hari, Suparmono menyebut, hal itu masih bisa dipahami atau ditolerir.

Sebab, warga juga sudah sangat hafal dengan medan.

Baca Juga:Bantu Pengungsi Merapi, Polda Jateng Siapkan Tempat Tidur Lipat

"Biasanya pulang untuk cari makan ternak. Nanti sore mereka pulang kembali ke sini. Itu tidak masalah, toh beberapa pihak yang selalu siaga untuk memantau aktivitas warga," terangnya.

Kendati demikian, Suparmono tetap mengimbau warga yang sudah berstatus pengungsi untuk kembali ke barak setelah Magrib, sedangkan warga lain yang belum berstatus pengungsi masih dibebaskan.

Kebutuhan logistik, lanjut Suparmono, masih tersedia cukup banyak untuk kebutuhan para pengungsi.

Namun diakuinya, memang ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar dapat lebih dibantu.

"Perlu diperhatikan adalah kurangnya logistik untuk anak-anak dan bayi, misal susu, bubur bayi, vitamin, itu kurang. Kalau yang lain masih bisa dicari, kalau khusus itu agak susah. Begitu juga dengan lansia, yang perlu banyak vitamin untuk menjaga stamina," ungkapnya.

Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan posko utama agar bisa memberitahukan kepada masyarakat atau relawan yang hendak mengirim bantuan agar nantinya donasi menjadi lebih terarah dan dapat bermanfaat lebih maksimal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak