SuaraJogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) mengunjungi barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan Selasa (10/11/2020).
Dalam kunjungannya itu, selain melakukan dialog dengan warga, Sri Sultan juga sempat meminta pemaparan dari BPPTKG Yogyakarta terkait kondisi dan potensi apabila erupsi Merapi terjadi.
Berdasarkan pemaparan BPPTKG Yogyakarta, selain di wilayah sekitar kali gendol, potensi bahaya juga dimungkinan di wilayah barat Lereng Merapi.
Menanggapi hal tersebut, Sri Sultan meminta agar semua instansi yang terkait untuk melakukan koordinasi sedini mungkin mengenai ancaman bahaya yang tak terduga saat Merapi mengalami erupsi.
Baca Juga:Ternak Warga Pengungsi Lereng Merapi Dapatkan Terapi Anti Stres
Ia mewanti-wanti jangan sampai penanganan saat erupsi di tahun 2010 terulang kembali.
Tadi kami sudah sampaikan juga letusan ke atas itu ada gas. Wedhus gembel itu kan tidak hanya ke atas semua, tapi juga ke bawah. Sedangkan itu merupakan awan panas, dengan letusan itu tidak hanya ke tenggara, tapi ke barat juga ada. Langkah ini [detail perencanaan skenario baru siapsiaga Merapi] akan menetukan ke sana. Masyarakat harus dipersiapkan diri sewaktu-waktu untuk kosongken, biarpun mungkin sementara ini bahaya masih sampai KRB III ya, 5 Km. Jadi pengalaman ini perlu ditata lebih baik," ucapnya.
Selain meminta instansi terkait menyiapkan detil rencana penanganan bencana, Ia juga meminta agar media memberikan informasi yang proporsional sesuai dengan rekomendasi atau data yang telah diberikan oleh BPPTKG Yogyakarta dan instansi terkait lainnya.
"Kalau begitu, maka pak Bupati [Sleman], warning itu perlu. sehingga paling sedikit di sebelah barat itu ada pemberitahuan sewaktu-waktu. Dilihat nanti dari kubah lava terbentuk, kemungkinan nanti bagaimana? Karena pengalaman kita, ada kekeliruan di TV. Sehingga kami memperkirakan jarak, tapi di tivi itu [radius bahaya] sampai 20 Km, itu menimbulkan kegelisahan rakyat pada waktu itu," ungkapnya.
Ia tidak ingin misinformasi terjadi seperti saat erupsi 2010 lalu yang kemudian membuat masyarakat panik dan kebingungan di tengah bencana.
Baca Juga:Pengungsi Merapi di Barak Glagaharjo Tembus 185 Orang
"Kalau sampai 20 Km, kan rakyat Sleman ngungsi kabeh gitu lo, sebetulnya kan tidak seperti itu, hanya pada waktu itu abu bisa sampai di kota, tapi masalahnya kerikilnya masa sampai 20 Km kan tidak mungkin. Nah saya tidak ingin mengulang kebingungan masyarakat 2010. Sehingga bisa lebih kita persiapkan baik," tambahnya.