SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa kembali melaksanakan wisata kuliner di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kali ini, ia mencoba salah satu sajian tongseng yang memanjakan lidah. Dari berbagai langganan warung tongsengnya, salah satu yang kerap didatangi adalah Warung Tongseng Pak Nanang.
"Di Jogja kita bisa mengistilahkan lain bukan DIY, Daerah Istimewa Yogyakarta, tapi DIT, Daerah Istimewa Tongseng," ujar Butet.
Tongseng Pak Nanang terletak di Desa Jeglog, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Sudah menjadi langganan, Butet menyebutkan, banyak dari teman-temannya yang juga kerap berkunjung ke warung tersebut. Tidak jauh dari lokasi warung tersebut, ada wilayah yang banyak dihuni seniman dan perupa di Jogja.
Bisa disebut, Warung Tongseng Pak Nanang menjadi muara pertemuan para seniman dan perupa di Jogja. Butet juga memiliki menu khusus yang ia pinta ke Pak Nanang. Daging yang digunakan dalam sajian tongseng miliknya merupakan campuran dari kambing dan bahan lain yang diambil dari gule.
Baca Juga:Jelajahi Kulon Progo, Butet Kartaredjasa Jajal Ikan Bacem dari Sungai Progo
"Kuahnya tidak terlalu cair, kental. Itu spesial tongseng untuk saya karya Nanang," imbuhnya.
Butet menyebutkan, dalam membuat tongseng, yang paling berpengaruh adalah kuah gulenya. Kakak almarhum Djaduk Ferianto ini mengatakan, setiap pedagang tongseng memiliki perbedaan kuah gule. Hal itu yang menjadi identitas dari masing-masing penjual.
Jika gulenya enak, kata dia, sudah bisa dipastikan jika tongsengnya juga nikmat. Itu adalah dua hal yang berbeda, tidak saling bersaing, tetapi saling menguatkan dalam perbedaan yang penuh kelezatan. Menurut Butet, perbedaan dua hal yang saling mempengaruhi itu sangat Indonesia sekali.
Dekat dengan tempat tinggal para seniman, Butet menyebutkan bahwa tempat itu kerap dijadikan lokasi perayaan. Misalnya jika ada seniman yang lukisannya terjual, mereka akan membuat pesta perayaan di warung tersebut, seperti juga hari itu, rekannya, Adi SW, yang baru memenangkan juara penulisan nasional.
Lihat kenikmatan Butet menyantap tongseng DI SINI.
Baca Juga:Butet: Ki Seno Nugroho Dalang yang Mampu Merespon Keajaiban Dunia Virtual
"Hadiahnya konon setengah milyar, jadi dia menyelenggarakan hajat berpesta tongseng pada siang hari ini," imbuh Butet.
Tidak hanya itu, Butet juga menyebutkan bahwa rekannya itu akan segera memiliki rumah baru di kawasan Kaliurang sebagai hasil dari kemenangan penulisan naskah itu juga.
Mendengar celoteh Butet, seniman Adi SW, yang duduk di sampingnya, hanya tertawa-tawa sambil menikmati setiap suapan tongseng miliknya.
Harga satu porsi sate bakar senilai Rp23.000, sate goreng Rp24.000, tongseng daging Rp23.000, tongseng kepala dan lain-lain Rp38.000, tongseng otak Rp16.000, tongseng tetelan atau jeroan Rp27.000, dan nasi goreng Rp25.000.
Sejak diunggah pada Rabu (11/11/2020), video itu sudah ditonton lebih dari 6.000 kali. Ada 200 orang yang menekan tanda suka dan puluhan lainnya meninggalkan komentar.
Sama seperti unggahan kuliner lainnya, banyak warganet yang juga tergoda untuk menjajal tongseng tersebut.