SuaraJogja.id - Seseorang dengan gangguan jiwa (ODGJ) telantar dan tinggal di bawah pohon yang terletak di utara Masjid Agung Bantul. ODGJ berjenis kelamin perempuan ini diketahui bernama Wike dan sudah tinggal berbulan-bulan di bawah pohon rindang tersebut.
Wike ditemukan oleh komunitas Katumadupai Bantul. Relawan sosial yang kerap berbagi kepada masyarakat tersebut menjumpai Wike sekitar Agustus 2020 lalu.
"Sekitar Agustus lalu kami menemukan dia di bawah pohon. Awalnya kami lewat hanya untuk membagikan nasi gratis. Melihat ODGJ ini tinggal di bawah pohon, kami kasihan dan akhirnya selalu kami suplai makanan hingga sekarang," ujar founder Katumadupai Sujiyati Farid, dihubungi wartawan, Senin (16/11/2020).
Ia menjelaskan, dari data yang dia dapat, ODGJ tersebut berasal dari Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah. Wike sudah lebih dari empat bulan tinggal di bawah pohon itu.
Baca Juga:Bantu ODGJ Terlantar, Suji dan Arie: Mereka Juga Butuh Perlakuan yang Layak
"Jika dihitung ketika kami menemukannya, sudah empat bulan tinggal di sini. Tidur di atas pasir dan atapnya hanya daun pohon, ketika hujan deras kadang kami kepikiran, jadi hanya mengandalkan jas hujan saja," ujar Sujiyati.
ODGJ tersebut, kata Sujiyati, sudah berkeluarga. Namun, anak pertama yang dilahirkan meninggal dunia, dan hal itu diduga menjadi penyebab Wike depresi.
"Kami sudah menemukan keluarganya. Saya sudah menghubungi mereka dan memang dirinya depresi karena anaknya meninggal. Setelah itu Wike sering kabur," ujar dia.
Sujiyati mengungkapkan, pihaknya berencana untuk memberikan tempat yang layak bagi Wike. Pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan pihak berwenang. Kendati demikian, Sujiyati berharap, ada tempat yang bisa digunakan untuk penampungan sementara.
"Saya sudah bertanya bagaimana nasib Wike ke pihak berwenang. Pasalnya dia ODGJ yang hanya memilih tinggal di tempat itu (bawah pohon), jadi tidak mengganggu atau meresahkan warga. Mandi biasanya di dekat sungai yang ada di Jalan Pemuda. Nah kami berencana menempatkan Wike ke Ponpes yang biasa menampung orang seperti dia di Kabupaten Gunungkidul," ujar Suji, sapaan akrabnya.
Baca Juga:Jumlah ODGJ Tembus 1.600 Orang, Kabupaten Batang Belum Punya Bangsal Jiwa
Hal itu Suji lakukan karena untuk kemanusiaan. Ia menganggap bahwa ODGJ juga seperti manusia biasa. Mereka juga butuh perhatian layaknya manusia pada umumnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Bantul Tunik Wusri Arliani mengaku, sudah ada relawan yang mendatangi pihaknya.
"Ada relawan yang datang. Saya juga sudah mengetahui ODGJ itu. Tapi untuk penangananya di pihak berwenang, yaitu Satpol PP dan Kepolisian," ujar dia.
Ia mengaku bahwa ODGJ ini tak memiliki identitas, sehingga penanganannya terdapat di Satpol PP atau Kepolisian.
"Jadi Dinsos Bantul menangani ODGJ yang merupakan warga Bantul. Jika tidak ada identitas dan bukan warga Bantul, penanganannya di Satpol PP atau Kepolisian setempat. Nanti mereka melakukan razia dan akan di assessment ke kamp yang ada di Karangkajen," kata Tunik.
Nantinya hasil dari assesment itu akan mengarahkan apakah Wike akan dikembalikan ke keluarganya di Brebes atau mendapat perawatan dari Pemprov DIY.
"Nanti dilihat dulu, ODGJ ini apakah perlu di kembalikan atau diberi penanganan khusus. Tapi itu tanahnya provinsi," kata dia.
Tunik menjelaskan bahwa dari pertemuan dengan relawan tersebut, Wike akan dipindahkan ke Ponpes yang ada di Gunungkidul.
"Rencananya diarahkan ke Gunungkidul. Tapi kami berusaha memberikan arahan agar ODGJ ini tetap mendapatkan kehidupannya," ungkap dia.