Satwa Liar Merapi Turun, TNGM: Diganggu Saja Tak Boleh, apalagi Ditangkap

Menurutnya, memang satwa liar ini turun gunung ketika dirasa kondisi Merapi akan erupsi.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 29 November 2020 | 14:23 WIB
Satwa Liar Merapi Turun, TNGM: Diganggu Saja Tak Boleh, apalagi Ditangkap
Kawanan kera turun di wilayah Kaliurang, Minggu (29/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi yang meningkat hingga statusnya naik sejak 5 November lalu tidak hanya dirasakan masyarakat, tapi juga satwa di lereng gunung. Hal itu terlihat dari sudah adanya satwa yang mulai turun hingga masuk ke permukiman warga.

Menanggapi hal ini, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Pujiati mengimbau masyarakat untuk tidak lantas memanfaatkan turunnya satwa-satwa tersebut untuk ditangkap. Menurutnya, memang satwa liar ini turun gunung ketika dirasa kondisi Merapi akan erupsi.

“Kami minta masyarakat untuk tidak menangkap satwa-satwa liar yang turun dari lereng Gunung Merapi,” kata Pujiati saat dikonfirmasi awak media, Minggu (29/11/2020).

Berdasar beberapa laporan yang didapat, aktivitas satwa liar itu sudah ditemui di beberapa daerah sekitar lereng Merapi, seperti yang terlihat di Dusun Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, di mana sejumlah lutung turun gunung.

Baca Juga:Bikin Kaget, Choi Siwon Pernah Makan Nasi Uduk di Sini?

Tanda alam lainnya juga sempat dibagikan oleh warga Ngargosoka, Srumbung, Magelang. Mereka melihat rombongan monyet turun dari Gunung Merapi. Tidak dipungkiri, selain selalu waspada terhadap kondisi gunung, masyarakat juga tetap memantau pergerakan satwa liar tersebut.

Pujiati memahami kondisi tersebut. Untuk itu, TNGM juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lereng Merapi terkait keberadaan satwa liar ini.

Bukan tidak mungkin saat erupsi akan lebih banyak satwa liar lagi yang turun ke permukiman penduduk untuk mencari keselamatan.

“Sosialisasi ke masyarakat sudah dilakukan. Masyarakat yang tinggal di lereng Merapi pun sudah sangat paham kondisi tersebut,” ungkapnya.

Disampaikan Pujiati, warga dianjurkan segera melapor kepada petugas jika menemui satwa yang turun ke permukiman. Sebab, memang selain tidak boleh ditangkap, satwa-satwa itu tidak boleh diganggu.

Baca Juga:Gunung Merapi Alami 44 Kali Gempa Guguran, Levelnya Saat Ini Siaga

"Diganggu saja tidak boleh, apalagi untuk ditangkap," tegasnya.

Pujiati menjelaskan bahwa saat ini TNGM juga terus melakukan monitoring terhadap populasi lutung sejak Oktober lalu.

Monitoring itu dilakukan di beberapa titik, yaitu di Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Kemalang, Klaten dan RPTN Musuk Cepogo yang ada di Boyolali.

Dari monitoring itu, hasilnya mencatat, populasi lutung di RTPN Kemalang ada sekitar 19 ekor yang banyak ditemukan di zona rimba atau sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sementara di RPTN Musuk Cepogo, lutung yang lebih banyak, yakni 60 ekor, bisa ditemui di zona inti dan zona rimba yang berjarak sekitar 3-3,5 kilometer dari puncak.

“Untuk kera-kera di Kaliurang itu memang sudah biasa turun soalnya di bawah banyak warung jadi kadang dikasih makan pengunjung," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini