SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan-Geologi (BPPTKG) menyebutkan, potensi erupsi Gunung Merapi yang akan datang tidak akan sebesar erupsi pada 2010 silam.
Hal itu disampaikan langsung oleh Perekayasa Ahli Madya BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi Dewi Sri Sayudi saat dikonfirmasi awak media, Rabu (25/11/2020).
Ia mengatakan bahwa hal itu terlihat dari beberapa fakta yang terlihat dari aktivitas Gunung Merapi beberapa waktu ini.
Fakta-fakta itu di antaranya mulai dari migrasi magma yang berlangsung pelan, tidak terjadinya kegempaan dalam, serta jumlah, pola, dan peningkatan kegempaan yang dihasilkan selama ini.
Baca Juga:Link Live CCTV Merapi, Memantau Aktivitas Gunung Merapi Secara Real Time
Begitu juga dengan deformasi EDM yang bersifat efusif mengikuti pola tahun 2006.
Selain itu, banyak terjadinya gempa embusan dalam beberapa waktu belakang. Hal itu menandakan lepasnya material dari Gunung Merapi.
"Kalau dari analisis data yang telah dilakukan, jika terjadi erupsi eksplosif, kemungkinan tidak sebesar erupsi tahun 2010 lalu,” kata Dewi Sri.
Kendati begitu, aktivitas Gunung Merapi yang terus terjadi dan cenderung meningkat selama ini, kata Dewi, merupakan sebuah tanda bahwa erupsi kian dekat.
“Dari pemantauan baik seismik, deformasi dan guguran terus meningkat. Hal itu menunjukkan bahwa waktu erupsi semakin dekat,” ucapnya.
Baca Juga:Gunung Merapi Alami 45 Kali Gempa Guguran pada Selasa Kemarin
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyatno mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik yang berlebihan.
Walaupun memang aktivitas Gunung Merapi terus meningkat, tetap tenang dan mengikuti arahan pihak berwenang menjadi kunci keberhasilan keselamatan.
"Tidak perlu panik yang berlebihan, tetap tenang ikuti arahan yang diberikan," ujar Joko.
Joko juga menyoroti kebiasaan masyarakat sekarang yang terlalu mudah mencari akses informasi.
Oleh sebab itu, diharapkan masyarakat bisa lebih teliti dan tidak mudah percaya ketika mengakses berita terkait Merapi.
“Jangan terpengaruh berita hoaks, apalagi di masa pandemi Covid-19 yang belum usai ditambah dengan kondisi Merapi saat ini," tandasnya.