Cerita Pemilik Jogja Anggur, Gandeng Petani Lokal Kuatkan Ketahanan Pangan

Berjalan satu tahun lebih, dari Jogja Anggur, dirinya sudah memanen anggur sebanyak empat kali.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 16 Desember 2020 | 13:25 WIB
Cerita Pemilik Jogja Anggur, Gandeng Petani Lokal Kuatkan Ketahanan Pangan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memberi paparan ketahanan pangan dalam Dialog Kebangsaan 4 Pilar MPR-RI dan Talk Show di perkebunan Jogja Anggur, Jetis, Bantul, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 memberi dampak luas ke berbagai sektor usaha di dunia, termasuk di Indonesia. Selain para pengusaha yang mengalami penurunan omzet, petani yang menjadi produsen ikut merugi akibat virus ini.

Petani buah anggur sekaligus pemilik perkebunan Jogja Anggur di wilayah Jetis, Bantul, Danang Priatmoko (37), bersama saudaranya tak tinggal diam untuk membuat sektor pertanian kembali bergeliat di tengah wabah covid-19.

"Kami ingin mengajak dan membuat forum yang lebih luas bahwa inilah Indonesia, termasuk di Yogyakarta kita (petani) bergerak mandiri di bidang kedaulatan pangan baik buah-buahan dan sayur. Jika saya sendiri mendorong kepada varietas anggur," ungkap Danang ditemui pada peluncuran Jogja Anggur dan Dialog Kebangsaan 4 Pilar MPR-RI dan Talkshow, Selasa (15/12/2020).

Ia melanjutkan, petani tidak hanya menjadikan perkebunan atau lahan untuk mengembangkan varietasnya saja, tapi mereka didorong untuk membuat perkebunan sebagai destinasi pendidikan dan wisata.

Baca Juga:Masih Menggantung, Rencana Proyek Jalan Tol di Ketingan Buat Warga Resah

"Nantinya perkebunan kami akan menjadi central food institute. Kami akan memperluas lahan untuk dijadikan tempat pendidikan dan wisata. Di sini juga akan kami buatkan tempat pengolahan anggur, sehingga pengunjung bisa melihat prosesnya," jelas Danang.

Perkebunan seluas 300 meter itu dibangun oleh Danang dan kakaknya, Arif, sejak Maret 2019. Berjalan satu tahun lebih, dirinya sudah memanen anggur sebanyak empat kali.

"Sudah empat kali panen, hasilnya kami jual dan memang pangsa pasarnya cukup baik. Biasa kami kirim ke Jawa Tengah dan juga ke Jakarta," ujar dia.

Danang mengatakan bahwa buah anggur selama ini selalu diimpor dari luar negeri. Padahal, di indonesia banyak petani yang bisa menyaingi kualitas buah anggur dari negara lain.

"Hampir 90 persen buah anggur itu impor, biasanya dari China. Padahal iklim di Indonesia cukup baik untuk menanam anggur, termasuk hasilnya. Maka dari itu, ketahanan pangan secara mandiri ini penting. Ada banyak petani berkualitas yang bisa menyaingi dunia, jadi tidak perlu impor lagi," kata dia.

Baca Juga:Wisatawan Boleh Datang, Pemda Imbau Warga Jogja Libur Nataru di Rumah Saja

Tak hanya Danang dan Arif, beberapa petani lainnya yang datang dari luar DIY hadir dalam kegiatan itu. Petani nanas dari Blitar, petani alpukat dari Banjarnegara, dan juga pembudi daya ikan koi juga berdiskusi di acara tersebut.

Dialog yang diisi oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, dan juga Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi ini memberi masukan dan mendukung petani dalam membangun ketahanan pangan secara mandiri.

Bambang Soesatyo menjelaskan bahwa kualitas petani di Indonesia seperti petani anggur mampu mengembangkan buah tersebut. Seperti diketahui, buah anggur lebih dikenal dan tumbuh baik di luar negeri.

"Saya kaget melihat ada kebun anggur yang selama ini hanya kita saksikan di negara-negara seperti di Eropa, Italia, China, tetapi di Bantul ini bisa tumbuh dengan baik. Ada 40 varietas anggur yang ditanam," jelas Bambang seusai acara dialog.

Pihaknya juga mengapresiasi buah nanas yang dihasilkan oleh petani asal Blitar. Menurutnya, rasa nanas Blitar ini menyaingi nanas yang diimpor dari Thailand.

"Kemudian nanas, ternyata selama ini tidak kalah manisnya dari yang selama ini kita impor dari Thailand. Jadi stoplah impor dari Thailand mari kita beli dari petani-petani kita," ujar dia.

Dengan demikian, dirinya berharap para petani lebih giat lagi dan membangun relasi ke berbagai sektor.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengungkapkan akan mengoptimalkan website-website yang dia kelola untuk mengenalkan potensi dan produksi petani di Bantul. Nantinya akan disisipkan ke dalam sebuah video pariwisata termasuk objek wisata yang ada di Bumi Projotamansari.

"Kami optimalkan website seperti jelajah Bantul agar pengusaha, termasuk petani ini bisa mempromosikan produknya kepada wisatawan. Jadi kami menggandeng PHRI dan badan promosi lain untuk mengenalkan potensi di Bantul ini," ujar Kwintarto.

Selain itu, pihaknya akan menyematkan konten-konten promosi itu ke hotel-hotel yang ada di daerah wisata Bantul.

"Konten ini akan kami tampilkan di semua hotel, terutama yang ada di Bantul. Sehingga harapannya, wisatawan yang datang tertarik untuk membeli produk, sehingga petani ikut merasakan manfaatnya ke depan," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak