Stop Halusinasi! Kasus Penularan Covid-19 di DIY Dalam Situasi Mencekam

DIY hanya memiliki 25 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 12 laboratoritum diagnostik covid-19, jumlah tersebut paling rendah se-pulau jawa.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 20 Desember 2020 | 12:22 WIB
Stop Halusinasi! Kasus Penularan Covid-19 di DIY Dalam Situasi Mencekam
Ilustrasi Covid-19 (Elements Envato)
Kasus harian Covid-19 di DIY. [Data Pandemic Talks]
Kasus harian Covid-19 di DIY. [Data Pandemic Talks]

Dalam periode satu bulan, kasus harian di Yogyakarta mengalami naik turun yang cukup drastis. Kasus terbanyak ditemukan pada Sabtu (12/12/2020) yakni 227 kasus, sedangkan kasus paling sedikit ditemukan pada 15 November 2020 sebanyak 7 kasus.

Faktor yang lainnya yang perlu dilihat saat membicarakan pandemi adalah mengenai kapasitas Health System. Firdza menilai jika kapasitas Health System di DIY termasuk rendah. Dari Bed Occupancy Rate (BOR) yang tersedia sebanyak 77,1%. Dimana standar dari WHO sendiri minimal adalah 60%. DIY hanya memiliki 25 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 12 laboratoritum diagnostik covid-19, jumlah tersebut paling rendah sepulau jawa.

DIY pernah menempati BOR tertinggi di skala nasional dengan angka 95,5% pada tanggal 30 November. Saat ini ketersediaan ranjang sudah ditambah dari total 452 menjadi 595 tetapi BOR masih tinggi sebanyak 78,6%. Namun, menambah jumlah ranjang tidak sama dengan menambah jumlah tenaga kesehatan. Percuma jika ranjang ditambah namun dokter mengalami kelelahan atau justru terpapar.

"Dan BOR tadi erat kaitannya di antara pulau Jawa health systemnya ini paling jelek juga. Laboratoriumnya juga paling kecil cuma 12," imbuh Firdza.

Baca Juga:Jelang Nataru, COVID-19 di DIY Tembus 9.071 Kasus

ICR DIY terburuk kedua 

Inner circle ratio di DIY adalah 1:500. Artinya dari 500 orang ada satu yang sudah terinfeksi. Jika dilihat dari data Inner Circle Ratio, maka DIY mendapatkan rangking terburuk kedua setelah DKI Jakarta. Jika dibandingkan secara setara, dari setiap kasus per 1000 orang, maka populasi DIY tertinggi kedua setelah DKI jakarta. Untuk setiap 1000 penduduk setidaknya ditemui dua kasus postif covid-19. Dalam persentase, DIY memegang angka 30,3% yakni tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Banten.

"Kasus per 1000 populasinya DIY itu ternyata ada di nomor dua sepulau jawa setelah DKI Jakarta. Jakarta itu setiap 1000 orang ada 14 yang terpapar, kalau di Jogja 2. Bahkan di indikator ini lebih parah daripada Jatim sama Jateng. Yang selalu kelihatannya buruk," terang Firdza.

Dengan fasilitas kesehatan yang minim, tren kasus aktif terus mengalami peningkatan. Jumlah fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 di DIY paling sedikit di antara provinsi lain di Pulau Jawa. Dari 12 laboratorium di DIY beberapa di antaranya sudah mulai membatasi penerimaan sampel. Ada beberapa klaster yang muncul di DIY, yakni klaster keluarga, klaster kantor pemerintahan, klaster pondok pesantren, dan klaster pedagang makanan.

Data klaster Covid-19 di DIY. [Data Pandemic Talks]
Data klaster Covid-19 di DIY. [Data Pandemic Talks]

Menurut Firdza, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai terkait dengan data indikasi pandemi tersebut. Di antaranya ia meminta warga untuk tidak terjebak halusinasi. Secara pribadi dan mewakili Pandemic Talks, Firdza menyarankan jangan hanya terjebak di angka total kasus. Indikator-indikator lainnya seperti kasus aktif juga perlu di pertimbangkan. Meski total kasus di DIY hanya 9.287, jika jumlah rumah sakitnya hanya sedikit akan berpotensi untuk collapse juga.

Baca Juga:Restu Bumi Kreo, Al Ghazali dan Dul Jaelani Namakan Destinasi Baru di DIY

"Jangan terlena total kasusnya masih sedikit, kenapa? ya karena total penduduknya memang sedikit," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak