Komunitas Guru Peduli, Sisihkan Uang Sertifikasi untuk Bantu Dhuafa

Komunitas Guru Peduli (KGP) DIY sendiri terbentuk sejak Januari 2020.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 25 Desember 2020 | 10:57 WIB
Komunitas Guru Peduli, Sisihkan Uang Sertifikasi untuk Bantu Dhuafa
Humas dan anggota KGP DIY, Praja Mulyantoro (kiri), Akhmad Ritaudin (tengah) dan Rusmin Nuryatin saat ditemui wartawan usai pembagian alat bantu kursi roda di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (24/12/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Dua orang pria 30 tahunan menyusuri jalanan kampung untuk mencari alamat seorang dhuafa yang perlu mendapatkan bantuan di Dusun Wiyoro Lor RT 10, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Dibantu dengan beberapa warga dusun setempat, dua pria bernama Akhmad Ritaudin dan Praja Mulyantoro akhirnya menemukan rumah seorang pria tua bernama Mbah Tomo Wiyarjo.

Akhmad Ritaudi yang akrab disapa Uud ini adalah seorang guru SD Percobaan 3 Pakem, Sleman. Begitupun Praja yang juga merupakan guru SD Kaliajir, Berbah, Sleman yang akan memberikan bantuan kursi roda kepada Mbah Tomo yang sudah tak bisa berjalan normal.

Mbah Tomo Wiyarjo adalah pria 95 tahun yang sudah lama tinggal di rumah yang bersebelahan dengan kandang ternak yang dia pelihara.

Baca Juga:Hari Pertama Liburan, Kawasan Pantai di Gunungkidul dan Bantul Masih Sepi

Usia uzur yang telah ia lalui menyebabkan Mbah Tomo tak bisa bergerak banyak. Kelumpuhan dia alami karena penyakit yang ia terima bertahun-tahun.

Dalam kesehariannya, kakek tua ini harus dibantu berjalan oleh anaknya, Jumilah (60). Untuk berpindah satu tempat ke tempat yang lain Jumilah harus membopong ayah kandungnya.

"Jadi biasa harus saya papah agar bisa berpindah tempat. Bapak sudah lama mengalami sakit ini dan harus dibantu ketika ingin bepergian,"kata Jumilah ditemui SuaraJogja.id di kediamannya, Kamis (24/12/2020).

Ia mengaku ayahnya hampir tidak pernah keluar karena tak memungkinkan berjalan jauh. Biasanya ada kursi roda yang dia miliki namun sayang, kondisi kursi tersebut sudah rusak parah.

"Dulu beliau (Mbah Tomo) masih bisa jalan. Ya sekedar keluar atau ke rumah anaknya yang hanya bersebelahan dengan RT 10. Semenjak dia sakit dan kursi roda rusak tidak pernah lagi berjalan-jalan," ujar Jumilah.

Baca Juga:Kurangi Sampah Plastik, Pemilihan Lurah di Bantul Gunakan Tusuk Sate

Dirinya berharap memiliki sebuah alat bantu jalan yang bisa meringankan dirinya dan ayahnya untuk bisa beraktivitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini