SuaraJogja.id - Dalam suasana perayaan natal, beredar video ceramah oleh Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi yang mengatakan jika toleransi beragama bukan berarti saling menghormati. Aktivis keagamaan, Neno Warisman kemudian ikut memberikan tanggapannya atas video tersebut. Melalui video yang beredar itu, Neno mengaku ikut mendapatkan pencerahan dari kegamangan pluralisme yang ada di tengah masyarakat.
Dari penjelasan pewaris Pondok Pesantren Gontor tersebut, Neno menyimpulkan adanya pluralisme yang berbentuk sosiologis dan adanya pluralisme yang berbentuk teologis. Menurutnya, masyarakat terkadang bingung dengan pluralisme yang ada di Indonesia. Padahal sebenarnya, mudah saja bagi Allah untuk menyamakan semuanya. Tidak hanya soal agama, tapi jika Allah berkehendak wajah pun bisa dibuat sama.
"Ada prinsipnya yang utama, yang doktor Fahmy katakan yaitu lakum dinukum waliyadin. Bagiku agamaku, bagimu agamamu," ujar Neno.
Mengutip penyampaian Ustaz Fahmy, Neno mengibaratkan jika penafsiran soal toleransi terlalu berlebihan. Dari ayat yang dibacakan sebelumnya, toleransi berarti tidak saling mengganggu. Tidak memaksakan agama yang dianut kepada orang lain. Serta tidak perlu mengikuti tata cara ibadah dari masing-masing agama.
Baca Juga:Neno Warisman Beberkan Pernah Dibuat Menangis oleh Fahri Hamzah
Toleransi adalah dimana umat Islam memberikan hak-hak yang dimiliki umat beragama lainnya dan tidak saling menganggu dalam pelaksanaannya. Misalnya saja pada perintah untuk tidak menyakit tetangga. Meskipun tetangga yang dimiliki adalah pemeluk agama lainnya, maka tetap saja tidak boleh saling menyakiti. Begitu juga dengan perintah untuk tidak mengambil hak orang lain.
Neno sendiri memiliki pengalaman, karena pernah mengemban pendidikan di sekolah Katolik. Saat kecil, ia juga menempuh pendidikan di sekolah swasta. Ia mengingat kepala sekolahnya seorang penganut Katolik yang taat. Masa sekolah dasarnya itu terasa penuh dengan warna. Tidak pernah ia merasa dibedakan dan selalu menerima keteladanan dari kepala sekolahnya tersebut.
"Ketika saya di SMA saya masuk sekolah Katolik. Teman-teman saya juga banyak yang muslim. Saya ingat betul gak ada kesulitan di antara kita," ujar Neno.
Mengingat masa SMA-nya, Neno mengaku tidak mengalami kesulitan bersama dengan tujuh orang temannya. Namun, goncangannya terjadi ketika ada satu orang yang menjadi mualaf karena menikah dengan seorang muslim. Hal yang tidak pernah terjadi adalah pemisahan di antara mereka karena agama. Bahkan, setelah satu orang yang berpindah agama, mereka tetap saling mencintai dan dekat dengan orang tersebut.
Menurut Neno, cinta akan tembus melewati batas agama. Kelompok bermain yang disebut rumpun itu menjadi contoh nyata bagi Neno untuk melihat kasih sayang di antara umat beragama. Ia tetap bisa menjadi muslim. Pernah mengalami masa berbaur secara heterogen dan tidak mengalami masalah. Ia dan rekan-rekannya bingung kenapa harus ada praktik toleransi yang berbeda dengan pemahamannya ketika remaja.
Baca Juga:Sering Dipukul Semasa Kecil, Pola Asuh Felix Siauw Buat Kagum Neno Warisman
Tonton pengertian toleransi menurut Neno DISINI
Ia tidak memiliki masalah dengan perayaan hari raya umat lain. Silahkan untuk merayakan dan umat Islam tidak perlu menganggu begitu juga dengan sebaliknya. Ada banyak hal lain yang bisa dikerjasamakan antara umat beragama. Seperti bekerjasama membangun desa, memberi makan orang miskin, gerakan sosial hingga membangun bisnis bersama. Hanya satu wilayah yang tidak bisa diganggu gugat, adalah keimanan.
"Terimakasih kepada Doktor Fahmy Hamid Zarkasi yang sudah memberikan arahan kepada kita sebagai ulama dan ilmuwan," terang Neno.
Sejak diunggah Jumat (25/12/2020), video berdurasi 18 menit tentang makna toleransi tersebut sudah ditonton lebih dari 2000 kali. Ada 400 lebih pengguna YouTube yang menekan tanda suka dan seratus lainnya memberikan tanggapan di kolom komentar. Banyak yang berharap jika generasi Islam bisa memahami makna toleransi seperti yang disampaikan oleh Neno dalam videonya.