SuaraJogja.id - Bertamu ke kediaman Neno Warisman, Fahri Hamzah menceritakan asal-usulnya sebagai orang kampung. Sejak kecil Fahri sudah mengenal tokoh-tokoh besar yang memberikan pengaruh kepada masyarakat. Salah satunya adalah Neno yang dulunya dikenal sebagai seorang penyanyi dengan lagu-lagu terkenal tahun 80-an.
Begitu pun sebaliknya, Neno Warisman ternyata juga membeberkan bahwa ia kagum dengan sosok Fahri Hamzah.
Ia menyebut selain ulung dalam politik, Fahri Hamzah juga disebutnya sebagai seniman yang piawai. Wanita berkerudung ini pernah dibuat menangis saat membaca salah satu karya puisi Fahri. Menurutnya, bahasa yang digunakan sangatlah sastrawi. Sehingga ia menilai Fahri lebih pantas menjadi seniman.
"Memang orang-orang di dunia seni itu punya cara untuk berdampak lebih banyak," ujar Fahri.
Baca Juga:Suporter PSS Sleman Minta Liga 1 Disudahi Saja, Fokus Musim Baru
Fahri menyebutkan, bahwa melalui seni ia bisa memberikan dampak yang lebih besar. Berbeda dengan politisi, ada beberapa tokoh politik yang dilihat Fahri kehilangan dampak setelah tidak memiliki kekuasaan. Berbeda dengan seniman, guru, kaum intelektual punya cara tersendiri untuk terus memberikan dampak.
Pria kelahiran 10 November 1971 ini menyampaikan, bahwa pemberian dampak itulah yang seharusnya dilanjutkan oleh masyarakat. Dalam video berdurasi 20 menit itu sendiri, Neno sempat meminta Fahri untuk membacakan salah satu bait puisi. Dengan lancar, hafal di luar kepala, Fahri menyampaikan bait puisi berjudul 'Aku' karya Chairil Anwar.
Saat kecil pada peringatan 17 Agustus 1945, Fahri mengaku kerap mengikuti perlombaan puisi. Selanjutnya, Neno memuji ibunda dari Fahri yang ia panggil Princess Baba. Baginya, wanita beruban yang telah melahirkan Fahri itu nampak cantik jelita di masa mudanya, hingga Neno memanggilnya princess.
"Saya kan gambarkan hidup saya ada diantara dua orang. Yang satu sekarang sudah almarhum, yaitu Abah," ujar Fahri.
Ayah Fahri merupakan anak terlahir dari istri pertama kakeknya. Tumbuh tanpa seorang ibu, almarhum ayahnya dikenal sebagai seorang anak yang nakal namun pintar. Sementara ibu Fahri adalah anak pertama dari istri terakhir kakeknya. Sosok ibunya, adalah orang dewasa dan pemikul beban.
Baca Juga:Sebulan Jelang Pilkada, KPU Bantul Mulai Terima Ribuan Logistik
Baginya, dua orang tersebut hingga usia di atas 90 selalu bertengkar dan berdebat. Komunikasi yang dinamis tersebut terjadi sebagai bentuk perlawanan sang ibu yang memiliki pemikiran matang. Fahri sendiri mempelajari karakter dirinya pada dua orang tersebut.
- 1
- 2