SuaraJogja.id - Kembali melakukan wisata kuliner di Yogyakarta, Seniman Butet Kartaredjasa berkunjung ke Warung Mbah Juri. Menurutnya, tempat makan tersebut terletak di daerah yang strategis. Tidak jauh dari restoran itu, adalah tempat bagi umat Katolik untuk mengunjungi tempat wisata rohani Gua Maria Sendangsono. Kegiatan umat katolik yang mengisi energi di Warung Mbah Juri seorang muslim untuk berziarah ke Gua Maria dinilai Butet sangat khas dengan Indonesia.
Dalam video berjudul 'Masakan Mbah Juri, Energi Sowan Bunda Maria' tersebut, Butet menunjukkan setiap sudut yang ada di warung Mbah Juri dan berbagai menu yang bisa disantap disana. Dapur dengan tungku kayu menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang kental dengan budaya Indonesia. Butet juga menyempatkan diri untuk berbincang sejenak dengan pemilik warung yang tengah memasak di dapur.
Pemilik warung tersebut adalah seorang wanita bernama asli Ngadinah. Sementara nama Juri diambil dari budaya warga setempat. Ketika sudah menikah diberi nama yang dituakan. Ngadinah sendiri diberi nama Jurianto oleh orang-orang yang sudah tua. Karena sudah tua, sudah memiliki cucu dan buyut akhirnya Ngadinah dipanggil dengan nama Mbah Juri.
"Mulai jualan tahun 2008. Mulai terkenal itu tahun 2012. Ada Beong, ada Wader itu dari mulut ke mulut dari berbagai tempat dan ada wartawan yang mewawancarai," terang Mbah Juri kepada Butet.
Baca Juga:Kuliner Khas Jogja, Butet Jajal Menu Restoran Kegemaran Sri Sultan HB IX
Ada beberapa menu yang ditawarkan di warung makan sederhana tersebut, Mulai dari Mangut Beong yang dijual Rp 70.000 per potong. Kemudian wader duri lunak dengan nasi Rp 40.000, nasi dengan ayam Rp 20.000, nasi dengan telor Rp 10.000, nasi rames seharga Rp 7.500 dan nasi putih saja satu porsi seharga Rp 5.000.
Mbah Juri membenarkan jika banyak rombongan katolik sebelum atau sesudah berkunjung ke Gua Maria sering singgah di tempatnya. Mulai dari orang Surabaya hingga Jakarta semua sudah berlangganan di warungnya. Mbah Juri juga menceritakan jika keluarganya, keponakan dari kakek yang membantu di warung juga beragama Katolik dan semuanya tetap akur serta kompak dalam menjalani hidup.
Lihat aksi Butet berwisata kuliner DISINI
Salah satu yang disukai Butet adalah pete goreng yang dicocol dengan sambal mentah dan dimakan bersama dengan nasi hangat. Selain itu, Butet juga menikmati wader tulang lunak. Ia kagum dengan cara pengolahannya yang dimasak di atas kayu bakar dan dimasak dengan api kecil dalam kurun waktu yang lama. Tidak menggunakan panci presto, Mbah Juri menjelaskan jika wader tersebut empuk dengan alami.
"Besok pagi kalau sudah empuk, diberi santan. Jam 10 baru diangkat. Jadi empuknya itu empuk alami. Lalu bumbunya itu banyak," terang Mbah Juri.
Baca Juga:Isi Kekosongan di Tengah Pandemi, Butet & Ahsan Dukung Kompetisi Internal
Jika menggunakan panci presto, Mbah Juri menjelaskan jika yang dihasilkan adalah empuk instan dan ikan tidak terasa gurih. Ada banyak rempah-rempah khas Indonesia yang digunakan untuk mengolah wader tersebut. Bersama dengan rekan-rekan seniman dan keluarganya, Butet tampak menikmati olahan sederhana khas Kulonprogo yang disajikan oleh Mbah Juri.
Sejak diunggah Selasa (4/1/2021), video Butet berwisata kuliner di kawasan Sendangsono tersebut sudah dilihat lebih dari 7000 kali. Ada 300 lebih pengguna YouTube yang menekan tanda jempol dan hanya sedikit yang tidak menyukai. Selain itu, ada puluhan komentar yang ikut diberikan oleh warganet. Banyak yang merasa senang dengan konten kuliner milik Butet.