SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa berkunjung ke rumah makan Empal dan Terik Daging Bu Spoed yang merupakan kegemaran Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tawarkan konsep seperti rumah makan padang dengan jajaran lauk menu-menu rumahan khas Jogjakarta, Butet menyebut tempat itu sebagai salah satu restoran legendaris di kota gudeg.
Pembeli bisa mencoba menyantap lauk-lauk khas menu rumahan di Jogja langsung di tempatnya atau membungkus untuk dibawa pulang. Beberapa menu yang ditawarkan, soto, oseng-oseng tempe, oseng-oseng koyor, perkedel, tempe dan ayam kampung. Ia menjelaskan jika restoran tersebut adalah kombinasi antara restoran padang dengan sajian menu khas Jogja.
"Rasa Jogja banget, jadi ini kombinasi masakan-masakan padang tapi menunya Jogja banget," ujar Butet.
Sebagai pecinta daging dan jeroan, Butet menikmati santap siang dengan lauk terik daging dan soun. Ia menyebutkan dengan lauk yang hanya sedikit cukup untuk menyelesaikan satu porsi makan siang atau sarapan. Satu porsi garang asem yang dijual juga sesuai untuk disantap oleh dua hingga tiga orang. Disajikan saat masih panas dan terbungkus daun penuh dengan cabai sangat menyengat di dalam mulut.
Baca Juga:Beragama Kristen, Cerita Ayah Butet Belajar Pengetahuan Islam pada Menag
Terik daging yang ia santap juga sangat empuk dan mudah terpotong dengan sendok. Santannya juga terasa seperti kuah opor namun lebih manis, identik dengan suku Jawa. Sensasi gurih dan manis yang disajikan seperti merasa masakan ibunya tempo dulu. Melalui kuliner itu, Butet mengaku bisa mengintip kenangan masa kecilnya di masa lalu bersama masakan ibunya.
Empal dan Terik Daging Bu Spoed buka setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08:00 hingga 15:00 WIB. Harga makanan seperti telur, soun, pecel dan oseng-oseng dijual seharga Rp 5.000/porsi. Sementara untuk menu Garang Asem Rp 9.000, Terik Daging Rp Rp 10.000, Koyor Balado Rp 9.000, Ikan Nila Rp 10.000 dan Ikan Lele Rp 8.000. Ada juga menu yang lebih murah seperti perkedel Rp 2.000, Sate Tempe Panggang dan Sate Usus Rempah masing-masing Rp 3.000.
"Jogja memang menggairahkan, harus enak harus murah," imbuh Butet.
Pemilik warung sendiri menceritakan jika Butet sudah menjadi langganan di tempat tersebut sejak neneknya masih berjualan. Tempat makan dengan menu rumahan itu sudah berdiri sejak tahun 1920-an. Pemilik saat ini adalah generasi keempat dari Bu Spoed. Sebelumnya, Bu Spoed berjualan di kawasan Pojok Beteng Utara Timur. Setelah dibangun kembali sebagai kawasan pojok benteng, temoat itu berpindah bergeser dari posisi semula.
Menu-menu tersebut bisa dipesan sejak subuh dan sudah habis pada pukul 12:00 WIB. Ada hampir 53 menu yang disajikan dan pasti habis sebelum tengah hari. Butet termasuk salah satu pelanggan yang lebih dulu memesan sebelum datang ke lokasi. Baik untuk dimakan langsung maupun dibawa pulang ke rumah. Sejak pandemi, pelanggan lebih sering memesan melalui WhatsApp untuk kemudian dikirim melalui jasa ojek online.
Baca Juga:Kumpul Bareng Pelukis di UIN Sunan Kalijaga, Butet Rasakan Kesejukan Agama
Lihat keseruan Butet wisata kuliner DISINI
Selain lauk dan nasi box, bisa juga dipesan dalam bentuk tumpeng satu hari sebelumnya. Butet menceritakan jika konon Sultan Hamengku Buwono IX juga menggemari empal dan terik daging Bu Spoed. Konon, HB IX pernah datang langsung untuk memborong semua lauk itu. Namun dicegah oleh Bu Spoed karena harus berbagi dengan pelanggan lainnya.
Menurut Butet, harga makanan di tempat tersebut tergolong murah. Ia pernah membeli lauk dengan total harga Rp 85.000. Saat dibawa pulang, rupanya lauk yang dibeli tersebut cukup untuk dimakan sebanyak 13 orang. Ia lantas menyarankan jika wisatawan ingin menu makanan yang sangat khas Jogja bisa mencoba rumah makan Bu Spoed.
Sejak diunggah Jumat (25/12/2020), video berdurasi 9 menit tersebut sudah ditonton lebih dari seribu kali. Ada seratus lebih pengguna YouTube yang menekan tanda suka dan puluhan lainnya memberikan tanggapan di kolom komentar. Banyak yang menantikan saran dari Butet untuk berwisata kuliner di kawasan Jogjakarta.