Siswa Izin Absen PJJ Mau Kemoterapi, Guru Melarang dan Beri Jawaban Kejam

Si guru justru menyarankan pada orang tua siswa itu supaya anaknya tetap mengikuti PJJ dari atas tempat tidur.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 22 Januari 2021 | 15:16 WIB
Siswa Izin Absen PJJ Mau Kemoterapi, Guru Melarang dan Beri Jawaban Kejam
Percakapan WhatsApp orang tua siswa dan guru soal izin PJJ karena kemoterapi - (Twitter/@txtdarigajelas)

SuaraJogja.id - Warganet dibuat naik pitam dengan percakapan WhatsApp diduga antara orang tua murid dan guru. Sang guru melarang muridnya yang izin absen pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena kemoterapi.

Tangkapan layar percakapan itu diunggah ke Twitter pada Rabu (20/1/2021) melalui akun @txtdarigajelas.

Terbaca pengirim pesan, yang tampaknya adalah orang tua murid, memohon izin supaya anaknya tak mengikuti PJJ untuk sementara waktu karena harus menjalani pengobatan kemoterapi.

"Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya wali dari Hanindya ingin memberitahukan bahwa anak saya yang bernama Hanindya absen 9 tidak bisa mengikuti PJJ selama 2 hari (21-22 Januari) dikarenakan harus menjalani pengobatan kemoterapi.

Baca Juga:Mantan Guru Jualan Konten Dewasa, Penghasilannya Tembus Rp3 Juta per Hari

Saya harap Bapak Ibu Guru bisa memakluminya. Terima kasih," tulis dia pada pukul 18.39.

Sekitar empat menit kemudian, penerima pesan, yakni guru di sekolah, menyatakan bahwa Hanindya tidak bisa absen PJJ.

Si guru justru menyarankan pada orang tua siswa itu supaya anaknya tetap mengikuti PJJ dari atas tempat tidur.

"Tidak bisa. Anak Anda tetap bisa mengikuti pelajaran sambil tiduran. Hanya melihat HP apa susahnya?" jawab guru tersebut.

Selain itu, ia menambahkan, izin absen hanya diberikan pada siswa yang sakit sampai tak sadarkan diri atau koma.

Baca Juga:13 Guru Positif Covid-19, 5 Sekolah di Solok Selatan Libur Sepekan

Dengan kata lain, karena menurutnya Hanindya masih sadarkan diri dan tidak sakit parah, guru tersebut tak mengizinkan muridnya itu absen PJJ.

"Selama pembelajaran daring, izin sakit diperbohelkan hanya jika murid yang bersangkutan tidak sadarkan diri, koma, sedang dioperasi, atau kritis," jelasnya.

Sontak jawaban guru itu memancing amarah warganet. Selain telah di-retweet lebih dari 4.800 kali dan disukai lebih dari 40 ribu akun hingga Jumat (22/1/2021), banyak warganet yang menumpahkan emosinya melalui komentar.

"Oalah emosi liat nya," tulis @mam***.

"Buset nunggu koma baru diijinin," komentar @rif***.

"Akhlak gurunya ikut jarak jauh," kicau @hyo***.

Belum diketahui pasti kebenaran dari isi percakapan tersebut. Keuda pihak di baliknya juga belum memberi penjelasan lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak