SuaraJogja.id - Sebanyak 5.000 alat rapid antigen yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul dari Pemerintah Pusat mulai didistribusikan ke puskesmas yang ada di Bumi Projotamansari.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, alat tersebut diambil mandiri oleh puskesmas dari Gudang Farmasi Dinkes Bantul.
"Pekan ini sudah mulai didistribusikan. Jadi tiap puskesmas mengambil mandiri ke gudang farmasi," jelas pria yang akrab disapa dokter Oki ini dihubungi wartawan, Kamis (25/2/2021).
Ia melanjutkan, setiap puskesmas mengambil sesuai proporsi jumlah kasus positif yang ada di wilayahnya.
Baca Juga:Diduga Dana Pemakaman Covid-19 Proyek, Begini Penjelasan Dinkes Bantul
"Jadi jumlah yang mereka ambil sesuai proporsi jumlah kasus yang terjadi di wilayahnya. Jika per puskesmas berapa saya kurang hafal," katanya.
Alat rapid antigen tersebut digunakan untuk mengecek orang yang pernah berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu penggunaan alat ini juga berguna untuk mendukung upaya akselerasi tracing, testing, dan treatment (3T).
"Rapid antigen ini kita lakukan kepada orang yang berkontak erat. Pastinya akan ada peningkatan kasus, karena memang kita selenggarakan percepatan 3T itu," tambah dia.
Oki melanjutkan bahwa testing dalam 3T nanti dilakukan kepada dua status pasien yang berbeda.
Baca Juga:Ini Klarifikasi Supriyono Soal Pemakaman Covid-19 Proyek
Jika pasien bergejala, akan dilakukan Swab PCR, sementara yang tak bergejala dilakukan dengan rapid antigen.
"Swab PCR tes untuk yang bergejala langsung. Tetapi yang tidak ada gejala kita rapid antigen," terang dia.
Oki menambahkan untuk penggunaan alat rapid antigen akan mulai digunakan di wilayah Bambanglipuro terlebih dahulu.
"Bantul kan dipilih sebagai pilot project akselerasi 3T. Besok (Jumat) di Bambanglipuro akan dimulai penggunaan untuk alat rapid antigen untuk yang berkontak erat," jelas dia.
Untuk menanggulangi kasus yang diprediksi meningkat, Dinkes Bantul akan memanfaatkan Selter desa bagi pasien yang menunjukkan hasil positif.
"Nanti selter-selter yang sudah disiapkan di desa ini difungsikan untuk menampung pasien yang menunjukkan hasil positif tentunya yang tidak bergejala atau OTG. Istilahnya karantina mandiri dahulu," ujar Oki.