Kisah Pemulung di Jogja, Kerja Ikhlas Niat Bantu Ringankan Beban Orang Lain

Kasmani biasa memulung di kawasan Alun-alun Utara.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 05 Maret 2021 | 08:10 WIB
Kisah Pemulung di Jogja, Kerja Ikhlas Niat Bantu Ringankan Beban Orang Lain
Pemulung asal Yogyakarta Kasmani membagikan ceritanya kepada wartawan saat ditemui di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, Kamis (4/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Bau busuk di sudut warung makan yang ada di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta siang itu tak menyurutkan niat Kasmani mengangkut puluhan kantong sampah yang tergeletak. Tak butuh waktu lama, pria 54 tahun itu meletakkan sampah-sampah tersebut ke keranjang motor miliknya.

Selalu beraktivitas di dekat tempat sampah, ayah dua anak ini tanpa mengeluh menjalani hari-harinya sebagai pemulung. Hal itu disyukuri meski situasi pandemi Covid-19 di DI Yogyakarta belum juga hilang.

“Saya biasa mengambil sampah di Jalan Musikanan, masuk di Kampung Panembahan, selain itu di Alun-alun Utara Jogja. Biasanya di Alun-alun saya mengangkut sampah cafe dan restoran. Jika di Kampung Panembahan, sampah rumah tangga yang saya angkut,” ujar Kasmani ditemui Suarajogja.id, Kamis (4/3/2021).

Seorang diri berkeliling menjalankan tugasnya, dalam sehari Kasmani mengangkut lebih kurang 30 kilogram sampah rumah tangga. Penghasilannya pun diakui tak jauh berbeda dengan situasi sebelum adanya Covid-19.

Baca Juga:Gaji Jauh di Bawah UMR, 2 Sarjana Ini Setia Jadi Abdi Dalem Keraton Jogja

“Total dalam sebulan mengangkut sampah di Alun-alun Utara mencapai Rp500 ribu. Jika di komplek rumah warga sebulan bisa sekitar Rp2,5 juta,” jelas dia.

Beruntung Kasmani memiliki motor sendiri untuk membantu pekerjaannya. Walaupun hingga saat ini dirinya masih membayar cicilan motor yang dia beli pada 2012 lalu.

Memiliki penghasilan yang cukup, Kasmani masih harus bertahan untuk menghidupi keluarganya. Disamping membiayai anaknya melanjutkan pendidikan di bangku SMP, cicilan rumah juga harus ia lunasi.

Pemulung asal Yogyakarta Kasmani membagikan ceritanya kepada wartawan saat ditemui di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, Kamis (4/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]
Pemulung asal Yogyakarta Kasmani membagikan ceritanya kepada wartawan saat ditemui di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, Kamis (4/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

“Pendapatan saya habiskan untuk membayar sejumlah cicilan, membiayai anak sampai cicilan rumah. Namun selalu saya syukuri berapapun dapatnya,” kata dia.

Kesan menjadi seorang pemulung, masih dianggap sebagai pekerjaan yang tak akan membuat kaya. Bahkan banyak orang yang menjauhi aktivitas itu meskipun dibayar cukup besar.

Baca Juga:Sanksi Penolak Vaksin Covid-19 Belum Berlaku, Pemkot Jogja Beri Kesempatan

Bagi Kasmani bukan soal pekerjaan, tapi baginya, menjadi rakyat biasa bisa bermanfaat untuk orang lain.

“Ya saat ini saya menganggap pekerjaan saya halal, jika sampah ini tidak saya angkut siapa lagi yang akan membuang sampah ke TPST? Yang terpenting bekerja apapun itu, mampu bermanfaat bagi orang lain. Disamping itu saya hadir untuk membantu warga lain,” ungkap dia.

Saling membantu warga lain, Kasmani juga mencontohkan dengan banyaknya aktivitas berbagi oleh sekelompok warga yang kerap dilakukan di Alun-alun Utara. Ia menganggap di tengah situasi pandemi Covid-19 masih banyak yang terdampak dan kesulitan untuk makan dan harus dibantu.

“Saya kerap melihat dan mendapat bantuan baik sembako dan kebutuhan sehari-hari dari orang-orang. Jadi tak perlu dilihat dari berapa banyaknya jumlah yang mereka beri. Tapi dorongan untuk saling membantu. Pandemi seperti ini banyak orang-orang yang masih kesulitan,” terang Kasmani.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah anggota dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) Yogyakarta menggelar acara bakti sosial berupa pembagian sembako gratis. Sasarannya adalah tukang becak, hingga pengangkut sampah yang biasa beroperasi di sekitar Alun-alun Utara dan Titik Nol Kilometer.

“Ini salah satu bagian dari program PRD Berbagi, dimana pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun adanya penerapan kebijakan ini ada banyak warga yang terdampak terutama tukang becak, pedagang kaki lima dan lainnya,” ungkap Ketua PRD Yogyakarta, Ardi Sihab usai pembagian sembako di Alun-alun Utara.

Ia menjelaskan di tengah situasi pembatasan ini, pemerintah juga harus memperhatikan keadaan masyarakat miskin. Karena kebijakan yang dibuat, sejauh ini memberi dampak ke rakyat kecil.

“Tentu ini menjadi bentuk masukan kami agar pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya, termasuk rakyat miskin yang terdampak. Harus ada rakyat bantu rakyat, intinya solidaritas disini kami harapkan terus ada,” ungkap Ardi.

Sebanyak 50 paket sembako berisi, minyak, beras gula, masker dan makanan lain diberikan ke sejumlah pengayuh becak dan pedagang kaki lima di Alun-alun Utara Yogyakarta. PRD lanjut Ardi tak hanya bergerak sekali saja, sebelumnya kegiatan yang sama juga dilakukan di lokasi yang berbeda dengan sasarannya warga dan rakyat kecil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak