SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan awal musim kemarau di DIY berlangsung pada April 2021.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum menjelaskan, kondisi tadi akan dimulai dari wilayah bagian selatan Gunungkidul di akhir April (dasarian 3 April).
Berikutnya, disusul bagian tengah awal Mei ( dasarian 1 Mei) dan bagian utara pada akhir Mei 2021 (dasarian 3 Mei). Selanjutnya, wilayah puncak Merapi awal Juni ( dasarian 1 Juni).
Menurut BMKG, sampai dengan awal Maret 2021, wilayah DIY masih dalam kategori musim hujan.
Baca Juga:Vaksinasi Seniman, Dinkes DIY: Seniman dan Budayawan Itu Pelaku Pariwisata
"Seperti terpantau dari data-data observasi kami sampai dengan dasarian 3 Februari (akhir Februari) umumnya curah hujan di wilayah DIY berkisar 100 – 150mm/dasarian/sepuluh hari dan curah hujan bulanannya 300->400 mm/bulan," ujarnya, Senin (15/3/2021).
Dari faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia, lanjut Etik.
Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif yang signifikan terhadap peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia khususnya DIY.
"Menghangatnya anomali suhu muka laut, diprakirakan karena adanya potensi penguapan (penambahan massa uap air) di Perairan Samudra Hindia selatan Banten - DIY," ungkapnya.
Dari hasil pengamatan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil, ikut berkontribusi juga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah DIY, yang berpotensi hujan kategori lebat hingga sangat lebat.
Baca Juga:Dari Januari Satpol PP DIY Catat 4.500 Pelanggaran, Mayoritas Usaha Kuliner
"Umumnya berpotensi terjadi pada sore hari masih akan terjadi beberapa hari ke depan," tuturnya.
Mengingat saat ini masih masuk kategori musim hujan, pihaknya berharap masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrim berupa hujan sedang- lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Kewaspadaan yang perlu ditingkatkan, antara lain terhadap potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat. Terutama di daerah rawan banjir dan longsor, dan tinggal dekat bantaran sungai.
"Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh. Serta tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir," urainya.
Kontributor : Uli Febriarni