Teladani Sri Sultan HB IX, Seniman Lukis Gelar Pameran Tahta untuk Rakyat

Sri Sultan HB IX, yang terlahir sebagai putra raja hingga pada akhirnya menjadi raja, dinilai memiliki sisi-sisi yang tidak ada di tokoh lain.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 17 Maret 2021 | 14:56 WIB
Teladani Sri Sultan HB IX, Seniman Lukis Gelar Pameran Tahta untuk Rakyat
Pameran lukisan bertajuk "Tahta untuk Rakyat" Sri Sultan Hamengku Buwono IX (12 April 1912 - 02 Oktober 1988) di Jogja Gallery, Jl Pekapalan No 7, Alun-alun Utara, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta, Rabu (17/3/2021) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Masih banyak pertanyaan lain yang muncul dalam kisah dibalik perjalanan hidup HB IX tersebut. Hal-hal itu yang akan digunakan oleh para pelukis dalam menggoreskan setiap warna di setiap kanvasnya.

"Merancang pameran ini, sungguh diliputi kecemasan atau tepatnya tantangan semacam itu," imbuhnya.

Maka dari itu, pihaknya tidak bisa semena-mena dalam membuat semacam panduan bagi para pelukis yang telah dipilih dan diundang sebelumnya. Sejawaran UGM, Sri Margana menjadi pilihan guna menyusun diskripsi sejumlah narasi, sesuai dengan jumlah pelukis yang diundang.

Lebih lanjut, penetuan narasi dan pelukis itu didasari oleh pengalaman empiris serta dengan mengamati hasil kerja kreatif yang bersangkutan. Narasi disusun berdasarkan peristiwa menyentuh; sejak kelahiran bayi mungil G.R.M Dorodjatun sang calon Raja, kemudian masa kanak-kanak, masa sekolah, masa merantau, masa studi di Eropa, kembali ke Jawa atau Yogyakarta.

Baca Juga:Syam Terrajana Gelar Pameran Tunggal, Membingkai Cerita Hidup Lewat Kanvas

Tidak luput masa HB IX menerima estafet kepemimpinan sebagai Raja di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, masa perjuangan diplomasi dan revolusi kemerdekaan, masa pemerintahan Orde Baru, hingga HB IX mangkat pada 2 Oktober 1988.

"Setiap pelukis mendapatkan satu narasi, dengan tetap memberikan keleluasaan tafsir atas narasi historis tersebut, tentu dalam batas-batas kewajaran dan kepatutan. Kecemasan atau sejumlah pertanyaan dijawab dengan sangat baik oleh 37 pelukis yang ada," terangnya.

Riset mendalam menjadi langkah dari para pelukis sebelum akhirnya karya tersebut bisa dipajang dan dinikmati oleh khalayak ramai. Karya-karya dari 37 pelukis ini, bagai narasi biografis, sambung-menyambung, meringkas, meringkus, mengembangkan, menyederhanakan, merumitkan, sesuai selera estetik, artistik, dan intelektual mereka.

"Karya-karya mereka merupakan “dramaturgi visual” yang menggugah dan menantang pemaknaan lanjut," tegasnya.

Sementara itu Kurator Pameran, Suwarno Wisetrotomo, mengatakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjadi tema utama dalam pameran kali ini dinilai sebagai kesatuan tema yang nyata adanya. Pameran ini menjadi interpretasi para seniman dalam setiap narasi yang dibangun untuk sosok HB IX.

Baca Juga:Kuliner Khas Jogja, Butet Jajal Menu Restoran Kegemaran Sri Sultan HB IX

"Tema ini yang nyata adanya. Sosok historis, kharismatis dan sekaligus mistis. Jadi sosok ini sosok nyata senyata-nyatanya yang melekat dihati setiap orang khususnya warga DIY atau Indonesia pada umumnya bahkan internasional," kata Suwarno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak