SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY telah menunjukkan 10 sekolah yang bakal digunakan untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Sepuluh sekolah yang ditunjuk tersebut terdiri dari lima SMA dan lima SMK.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya menuturkan, sekolah-sekolah tersebut ditunjuk dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY. Menurutnya, hal ini penting untuk lebih mempersiapkan pembelajaran tatap muka di tengah masa pandemi Covid-19.
"Saat ini dari 10 sekolah yang ditunjuk tersebut, untuk guru-guru atau tenaga pendidiknya hingga TU sudah dilakukan vaksinasi. Proses vaksinasi hari ini juga," kata Didik saat dihubungi awak media, Jumat (19/3/2021).
Disampaikan Didik, selain memastikan tenaga pendidik dan kependidikan sekolah-sekolah tersebut telah melaksanakan vaksinasi Covid-19. Kesepuluh sekolah itu juga diminta untuk memenuhi persyaratan lainnya.
Baca Juga:Alih-Alih Kampus, DIY Pilih Buka KBM Luring Terbatas Pascaperpanjangan PPKM
Salah satunya yakni melengkapi pendataan guru-guru atau tenaga kependidikan yang ada. Dalam hal ini, sekolah diminta untuk lebih merinci lagi mulai dari daerah asal, jenis transportasi, hingga informasi kesehatan warga sekolahnya.
"Nantinya, data-data guru itu harus dilengkapi. Mulai mereka berangkat dari mana, menggunakan kendaraan apa, tinggal di zona apa. Lalu apakah mereka punya penyakit komorbid atau tidak, sekolah itu sudah harus punya data-data itu," jelasnya.
Didik mengatakan, sekolah yang ditunjuk untuk uji coba ini juga telah melengkapi sarana dan prasarana pendukung pembelajaran saat pandemi Covid-19. Di antaranya fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, hingga alat pelindung diri dari masker hingga face shield.
Pihak sekolah juga dipastikan sudah membuat jalur yang digunakan untuk keluar masuk siswa dan guru saat tiba di sekolah. Ruang kelas pun sudah ditata sedemikian rupa guna meminimalisir kontak yang terjadi antara siswa.
Tidak lupa, Didik juga menyampaikan bahwa jadwal pembelajaran pun sudah diatur. Begitu juga dengan kapasitas murid yang akan dibatasi kehadirannya hanya 50 persen dari total murid yang ada di kelas.
Baca Juga:Satgas COVID-19 Cianjur Pertimbangkan Belajar Tatap Muka Mulai Juli
"Jadi ya [Uji coba tatap muka] paling hanya tiga jam. Misal jam 07.00 WIB - 10.00 WIB, terus yang sif kedua jam 09.00 WIB - 12.00 WIB dan itu modifikasi. Masing-masing sekolah bisa berbeda, tapi prinsipnya bagaimana mengatur agar tidak terjadi kerumunan serta tetap pada penerapan prokes," tegasnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan uji coba pembelajaram tatap muka tersebut dilaksanakan, kata Didik, masih akan menunggu perkembangan yang ada. Namun kemungkinan uji coba pembelajaran tatap muka itu akan dilakukan pada bulan April mendatang.
"Nanti kemudian [setelah uji coba pembelajaran tatap muka] kita evaluasi, paling tidak dua minggu. Ada klaster baru atau tidak, gitu. Namun pada prinsipnya yang lain sudah siap," tandasnya.
Didik merinci, 10 sekolah tersebut yaitu, SMA N 1 Pajangan Bantul; SMA N 1Gamping, Sleman; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMK N 1 Yogyakarta; SMA N 1 Sentolo Kulon Progo; SMA N 9 Yogyakarta; SMA N 2 Playen Gunungkidul; SMK N 1 Pengasih Kulon Progo; SMK N 1 Bantul dan SMKN 1 Depok Sleman.
Diketahui bahwa Pemerintah Pusat telah mengizinkan perkuliahan tatap muka pada saat perpanjanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro pada 23 Maret 2021 mendatang.
Namun demikian, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X masih tetap mempertimbangkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka tersebut. Justru Sultan malah akan memprioritaskan tatap muka untuk jenjang SMA/SMK terlebih dulu.
"Mungkin malah [tatap muka] SMA lebih dulu yang itu jelas orang lokal," kata Sultan di Kompleks Kepatihan.
Bukan tanpa alasan, menurut Sultan, banyak mahasiswa di DIY yang berasal dari luar daerah. Hal itu membuat pembelajaran tatap muka menjadi cukup riskan untuk dilakukan terlebih saat pandemi Covid-19 saat ini.
Sultan menilai jika perkuliahan yang akan dilaksanakan tatap muka tersebut malah akan berpotensi menambah kembali sebaran kasus Covid-19 di DIY. Kendati demikian, Sultan tetap memastikan akan mengikuti arahan dari Pemerintah Pusat dengan tetap memperhatikan keselamatan bersama.
"Nanti secara bertahap itu bisa kita atur, tapi kita tetap harus ikut dari bagian itu [PPKM]," pungkasnya.