Curhat Musisi Jogja Gabriela Hadapi Situasi Pandemi, Geraknya Terbatas

Gabriela Fernandez menyebut selama pandemi lebih banyak kenalkan lagu secara virtual lewat media sosial

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 12 April 2021 | 11:45 WIB
Curhat Musisi Jogja Gabriela Hadapi Situasi Pandemi, Geraknya Terbatas
Musisi Joga berdarah Flores, Gabriela Fernandez saat ditemui wartawan usai membawakan lagu di konser amal 360 Menit untuk NTT di Ballroom Sleman City Hall, Minggu (11/4/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 belum dapat diprediksi kapan usai. Sejumlah sektor baik pendidikan, ekonomi dan wisata harus terpuruk. Begitu juga dengan sektor seni. Sejumlah seniman dan juga musisi tak bisa menggelar konser musik yang menghadirkan banyak penggemarnya karena larangan berkerumun.

Meski begitu, karya seniman dan musisi tetap harus diciptakan. Konser yang sebelumnya bisa didatangi oleh puluhan bahkan ratusan penggemar, saat ini diubah menjadi konser secara daring atau virtual.

Hal itu dirasakan Gabriela Fernandez, singer-songwriter berdarah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdomisili di Yogyakarta ini. Alumni Universitas Sanata Dharma ini menyebut bahwa tantangan untuk menggelar konser virtual lebih berat.

“Jelas kami ditantang dan harus berpikir lebih kreatif bagaimana karya seniman bisa sampai ke penggemarnya. Artinya ada pesan yang harus diterima oleh orang banyak dari karya yang kita buat. Saya akui harus memutar otak lebih kencang,” terang Gabriela ditemui Suarajogja.id di Sleman City Hall (SCH), Minggu (11/4/2021).

Baca Juga:Diana Hotel Jogja Persembahkan Paket Berbuka Puasa untuk Jalin Silaturahmi

Wanita yang telah menelurkan album kelimanya berjudul On A Sailboat Beneath The Sky ini tak menampik saat pandemi dirinya lebih banyak bersentuhan dengan media sosial untuk mengenalkan lagu terbarunya.

Mengangkat isu soal kemaritiman di NTT, kampung halamannya, Gabriela menceritakan kehidupan laut yang ada di sana.

“Jadi (menceritakan) tentang kehidupan maritim di sana (NTT) dan juga perburuan paus yang ada di Lembata, NTT. Selain itu saya juga menyematkan budaya timur di lagu ini,” kata dia.

Menyampaikan pesan lagu kepada khalayak di situasi pandemi, adalah hal gampang-gampang sulit bagi Gabriela. Pasalnya tidak ada konser on the spot saat ini, sehingga performer seperti dirinya harus menyampaikan energi kepada penggemar melalui perantara yaitu gadget.

“Bagi saya beda banget, karena energi yang saya keluarkan harus melalui layar kaca gadget dulu. Padahal jika konser langsung, penonton langsung bisa merasakan energinya berputar karena di lokasi yang sama,” ujarnya.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 11 April 2021

Meski terasa sulit, bagi Gabriela bukan berarti pandemi Covid-19 adalah waktu untuk bermalas-malasan karena situasi yang selalu dibatasi. 

“Situasi ini bukan berarti membatasi kita untuk berkarya. Artinya jangan sampai membuat kita malas tampil, bergerak atau menciptakan karya,” ujar dia.

Tinggal di Jogja sejak 2012, pelantun Sepeda Tua ini berharap pandemi Covid-19 segera usai. Sehingga seluruh sektor termasuk seni di Kota Pelajar bisa kembali bergeliat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini