SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta merencanakan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang pendidikan SD dan SMP pada Mei mendatang. Hal itu dilakukan sembari melihat evaluasi pelaksanaan uji coba yang telah terlebih dulu dilakukan di SMA dan SMK.
"Kita memulai uji coba untuk SD dan SMP pada minggu pertama Mei mendatang. Sembari melihat peaksanaan uji coba di SMA," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (20/4/2021).
Heroe menyebutkan bahwa sebenarnya pihaknya sudah menyiapkan semua kebutuhan untuk pembelajaran tatap muka sejak Desember tahun lalu. Dari persiapan tersebut hampir dapat dipastikan semua sekolah dari jenjang SD dan SMP sudah siap.
Berdasarkan data, tercatat ada sebanyak 65 SD/MI dan 165 SMP/MTs baik negeri dan swasta di Kota Yogyakarta.
Baca Juga:Antusias Sambut KBM Tatap Muka, Siswa SMKN 1 Depok: Bosan Belajar Daring
"Kita verifikasi di bulan Januari dan Maret lalu, dan semuanya sudah siap," terangnya.
Bahkan, kata Heroe, sebenarnya uji coba tatap muka sudah sempat dilakukan. Tepatnya ketika penyelenggaraan ASPD atau ujian evaluasi yang diselenggarakan untuk SMP pada minggu lalu.
Sedangkan untuk SD rencananya akan dilakukan pada minggu ini. Secara keseluruhan proses tersebut diklaim berlangsung dengan baik.
"Umumnya berlangsung dengan baik, dan lancar. Proses antar jemput yang semula diantisipasi ada kerumunan bisa diatasi," ujarnya.
Lebih lanjut Heroe menjelaskan ada beberapa persyaratan yang nantinya harus dipenuhi sebelum melaksanakan sekolah tatap muka. Salah satunya yang utama yakni persetujuan dari orang tua masing-masing siswa.
Baca Juga:Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Selesai, Ini Evaluasi Ganjar
Pasalnya memang siswa tidak diwajibkan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Dalam artian bagi siswa atau orangtua yang keberatan untuk kembali melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan menjadi masalah.
"Mereka masih bisa mengikuti pembelajaran melalui daring. Kita lakukan secara blended, yaitu tatap muka dan daring. Sehingga siswa bisa melakukan pilihan pelaksanaan proses pembelajarannya," terangnya.
Secara lebih teknis uji coba itu akan dilakukan dengan membagi kelas ke dalam 3 sif. Dengan pembatasan lainnya yakni pertemuan hanya maksimal memakan waktu 90 menit saja.
Tentunya denga segala penyiapan dan memaksimalkan sarana prasarana protokol kesehatan yang sudah tersedia. Pengawasan penerapan prokes saat uji coba menjadi hal yang patut diutamakan.
"Selain itu guru-guru juga hampir semuanya sudah vaksinasi," imbuhnya.
Heroe menuturkan jika memang hasil uji coba pembelajaran tatap muka mendatang berjalan baik. Maka pada tahun ajaran baru direncanakan sudah akan dilakukan pelaksanaan sekolah tatap muka.
"Tetapi jika masih ada beberapa kendala dan jumlah kasusnya meningkat, bisa jadi akan kita tunda sampai situasi kondusif," tandasnya.